Bab 687
Nadira duduk dengan kesal dan segera memesan makanan.
"Bapak mau pesan apa?" tanya istri pemilik warung kepada Beni dengan agak kasihan.
"Sama kayak istriku."
Istri pemilik warung jadi makin kasihan, lalu melirik Harsa. "Zaman sekarang laki-laki yang merebut istri orang makin banyak. Padahal, mukanya juga kalah sama suami sah."
Harsa tertegun.
Tidak masalah dia disebut laki-laki perebut istri orang. Namun, dibilang kalah ganteng dari Beni?
Wajahnya langsung menghitam.
Beni berdiri, lalu berjalan ke belakang warung, tempat si pemilik memanggang sate. Beni mengerutkan kening. Naluri perfeksionisnya muncul. "Daging buat istriku sudah dicuci bersih belum?"
"Kalau nggak dicuci bersih, mana mungkin saya kasih ke pelanggan? Warung ini sudah buka sepuluh tahun lebih!" kata si pemilik, tersinggung.
Beni melemparkan segepok uang dan berpesan kepada pemilik warung. "Cuci lagi biar nggak bikin sakit perut."
Pemilik warung menatap dengan ekspresi rumit. "Bapak masih peduli sama istri Bapak, ya. Yan

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi NovelRead untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda