Bab 630
Dalam waktu kurang dari satu menit, wajah Morris langsung keunguan. Napasnya memburu, tetapi tenggorokannya yang sempit tidak bisa lagi menghirup udara. Dadanya sakit luar biasa. Tubuh kecilnya gemetar dan meringkuk. Dia sudah berusaha membuka mulutnya, mencoba memasukkan udara ke paru-paru, tetapi tenggorokannya terasa tersumbat.
Mata bulatnya memerah, dipenuhi air mata.
"Aku pikir kamu kuat, tapi baru begini saja sudah menyerah, ya?" ujar Lestari dengan penuh kebencian.
Perempuan itu sengaja memicu serangan asma Morris.
"Lepaskan dia! Morris! Morris!" Zea berteriak dengan putus asa. Namun, kepala Morris sekali lagi dibenamkan ke air.
Setelah ditarik sebentar, kepalanya ditenggelamkan lagi. Begitu terus berulang kali.
Zea yang biasanya acuh tidak acuh akhirnya menangis. Namun, tubuhnya ditahan oleh penculik. Dia tidak bisa berbuat apa-apa.
Meskipun kesakitan, Morris sempat melirik ke arah Zea. Dia memaksakan senyum untuk menenangkan saudara kembarnya.
Zea menangis sejadi-jadinya. Meng

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi NovelRead untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda