Bab 75
Tatapan Mason menggelap, di balik matanya tersimpan amarah yang siap meledak.
"Jangan samakan aku denganmu, kita berbeda."
"Berbeda di mana? Bukankah kita sama-sama membohongi dan merahasiakan sesuatu darinya?"
Leo mengucapkan kata demi kata sambil menatap Mason.
"Leo, jangan samakan aku dengan pria berengsek sepertimu. Kamu tega menjadikan Saskia sebagai umpan tanpa memedulikan keselamatannya, selamanya kamu nggak akan bisa menyaingiku."
Kalimat itu sepenuhnya memicu amarah di antara keduanya.
Leo menahan emosi. Dengan ekspresi dingin, dia berkata, "Kalau begitu, kita lihat saja siapa di antara kita yang akan tertawa terakhir."
Kemudian, Leo berbalik dan pergi.
Di koridor yang sunyi, Mason berdiri tidak bergeming.
Saat mengingat kata-kata Leo tadi, ekspresinya menjadi sangat muram.
"Leo, beraninya kamu mau merebut Saskia dariku?"
"Kalau begitu, mari kita lihat, apa kamu bisa merebutnya dariku?" ucap Mason dalam hati.
Saskia menunduk dan membuka laptopnya.
Syukurlah, laptopnya memakai

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi NovelRead untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda