Bab 34

"Pin-nya adalah tanggal lahirmu. Apa pun yang kamu mau, beli saja. Anak perempuan keluarga kami nggak boleh menderita karena masalah uang." Saskia menatap kartu hitam unlimited itu, dan kehangatan di hatinya semakin membuncah. Dia tahu ini bukan sekadar uang. Ini adalah kompensasi yang terlambat dari kakaknya, sekaligus bukti cinta terdalam dari keluarganya. Namun, dia tetap mengulurkan tangan dan mendorong kartu itu kembali. "Kak, aku benar-benar nggak kekurangan uang." Dia menatap Rangga yang terlihat penasaran, dengan kilau tekad yang belum pernah terlihat sebelumnya. "Kamu harus percaya pada adikmu ini. Aku juga punya kemampuan." Sebelumnya, Saskia sempat tersesat dalam kebingungan. Tapi sekarang, dia ingin merebut kembali semua yang menjadi haknya. Melihat semangat juang yang berkobar di matanya, Rangga sedikit terkejut, kemudian menghela napas penuh kasih sayang dan sedikit tak berdaya. Dia mengambil kembali kartu itu. Adiknya ini benar-benar sudah tumbuh dewasa. Dan telah melalu