Bab 159
Di ujung telepon, suasana menjadi hening.
Lily kembali melirik layar ponselnya, memastikan bahwa panggilan masih berlangsung.
Dia pun berkata kembali, "Kalau kamu nggak mau ngomong, aku anggap itu sebagai persetujuan."
Dengan sifat Shita yang angkuh, jelas dia tidak akan menerima ancaman seperti itu dengan mudahnya.
Menahan diri dan memilih diam beberapa saat, sepertinya memang cukup masuk akal.
Akan tetapi, Lily berpikir, bahkan jika Shita akhirnya setuju, pasti akan ada kalimat-kalimat tajam yang menyusul.
Namun, yang terjadi justru di luar dugaan. Setelah mendengar ucapannya, orang di seberang tidak berkata apa-apa, lalu panggilan itu langsung diputus begitu saja.
Mungkinkah Shita sedang melakukan panggilan video dengan Sandy, itu sebabnya dia tak bisa berbicara terlalu banyak?
Rasa ganjil mulai merambati hati Lily.
Cara diam-diam yang semacam ini bukanlah gaya Shita.
Keningnya sedikit berkerut, memperdalam kesan heran pada wajah cantiknya.
Tiba-tiba saja, suara langkah kaki dari la

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi NovelRead untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda