Bab 153
"Aku bisa sendiri!" ucap Lily penuh kebencian.
Namun, di bawah tatapannya yang penuh perintah, dia tidak punya pilihan selain mematuhi, menelan pil itu.
Tidak peduli telah berapa kali terulang, hatinya masih saja terasa ditusuk setiap ini terjadi.
Sekeras apa pun dia berusaha, posisinya di hati pria itu tidak akan pernah berubah.
Namun, setidaknya, dia merasa masih memiliki harga diri.
Pil di genggaman Sandy berhasil dirampas olehnya. Dengan raut wajah yang sedikit melunak, Sandy mengencangkan botol itu dan meletakkannya kembali.
"Mulai sekarang, mending nggak usah macam-macam."
Tentu saja, yang dia maksud adalah agar Lily tidak sembarangan bertemu dengan Felix lagi.
Bibir Lily masih bengkak dan memerah akibat ciumannya. Bahkan, menekuknya sedikit saja sudah membuatnya terasa nyeri.
Dia memutuskan untuk berbalik dan diam, enggan menghiraukannya.
Lily tidak ingin tahu lebih jauh, tentang apa yang membuat pria itu bersikap aneh malam ini.
Namun, setelah semua perlakuan buruk yang didapat

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi NovelRead untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda