Bab 15
Makin dipikirkannya, dia makin merasa terlalu lengah, hampir saja tertipu oleh permainan Kinara.
Setelah menutup telepon, Stefan menatap aula pesta yang penuh orang sambil tersenyum sinis.
"Kinara, aku sudah memberimu jalan keluar dengan baik, tapi kamu nggak memanfaatkannya. Tunggu saja, akan ada saatnya kamu menangis memohon padaku!" batin Stefan.
Tiba-tiba, sebuah Bentley berhenti di belakangnya.
Bu Liza panik mendorong pintu, turun dari mobil. "Stefan, di mana Kinara?"
Stefan sudah kembali tenang dan menguasai diri, nada suaranya datar. "Kalau dia ingin mencari masalah, biarkan saja, suatu saat dia pasti akan datang kembali dan memohon padaku."
Bu Liza berseru, "Aku nggak mengerti apa maksudmu!"
Stefan membantunya naik ke mobil. "Nanti kita bicarakan di rumah."
Jika Kinara melihat, pasti dia akan mengira seluruh keluarga peduli padanya, bukankah itu hanya akan membuatnya makin sombong?
Mengingat hal itu, Stefan mengabaikan penolakan keras ayah dan ibunya, lalu memerintahkan sopir u

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi NovelRead untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda