Bab 674
Suara yang datar bergema di langit malam.
Namun, suara ini sama sekali tidak mencekam dan justru memicu tawa besar dari anggota Paviliun Sembilan Arah.
"Hahaha! Aku nggak salah dengar, 'kan? Bocah ini benar-benar ingin mengancam akan menghancurkan Paviliun Sembilan Arah?"
"Apa dia tahu di mana dia sekarang? Apa dia tahu tentang reputasi Paviliun Sembilan Arah?"
"Aku yakin dia nggak tahu. Kalau nggak, dia nggak akan berani berkata sombong seperti itu. Mungkin dia sudah ketakutan sampai ngompol!"
"Aduh, aku hampir mati mentertawakan anak itu!"
"Kalian semua jangan bergerak. Biar aku saja dulu. Aku akan memberikan pelajaran pada orang desa yang nggak tahu dari mana asalnya itu!"
Suara tawa bergema di langit.
Hadi tampak muram. Kedua tangannya yang tersembunyi di balik jubah hitamnya mengepal erat dan mengeluarkan suara retakan.
Mereka tidak menghormati tuannya!
Namun, Arman tetap tenang dan tidak terpengaruh.
Pandangannya tetap tertuju pada Farid.
Dia mengabaikan orang lain.
"Oke! Kamu ma

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi NovelRead untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda