Bab 660
"Sekarang, bawa aku ketemu dengan pemimpin kalian!"
Mata Arman sudah memerah. Dia menyeret Chandra dari tanah
"Pemimpin ... Pemimpin tidak ada di Paviliun Sembilan Arah sekarang."
Suara Chandra penuh ketakutan dan serak
"Apa kamu bisa menghubunginya?"
Nada bicara Arman terdengar galak.
Awalnya, Chandra ingin mengatakan tidak.
Namun, saat dia melihat mata merah Arman yang seperti orang gila, kata-kata yang hampir keluar dari mulutnya ditelan kembali. Dia berkata, "Aku ... aku bisa mencoba menghubunginya melalui telepon."
"Cepat telepon."
Arman melepaskan Chandra.
Chandra mengeluarkan ponselnya dengan gemetar dan menelepon pemimpinnya.
Setelah meneleponnya tiga puluh detik, ada orang yang menjawab.
Suara pria yang lembut terdengar. "Tetua Keempat, kenapa kamu mencariku?"
"Pemimpin ... gawat sudah!"
Chandra menceritakan inti permasalahannya kepada orang itu.
Setelah mendengarkan itu, pria itu jadi tertarik. "Benarkah? Ternyata bocah itu masih hidup? Menarik sekali! Berikan dia teleponny

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi NovelRead untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda