Bab 514
Terdengar suara pria tua di dalam ruangan.
Suaranya pelan.
Suasana yang sebelumnya terasa menegangkan, kini mulai mencair.
"Panglima!"
Semua orang terkejut.
Arman saat ini juga menoleh ke arah seorang pria beruban yang memiliki jabatan sebagai panglima itu.
Panglima tidak kelihatan marah.
Panglima perlahan berdiri dari tempat duduknya, kemudian berkata sambil menatap Arman dan Saiful, "Kita akhiri masalah itu sampai di sini saja."
Saiful kelihatan ketakutan.
Arman mengerutkan dahi. Meskipun Arman menaruh hormat kepada panglima, dia tetap memberikan tatapan dingin.
Arman sangat menghormati panglima karena panglima adalah teman gurunya. Selain itu, panglima juga telah berjasa besar bagi negara.
Meski demikian, hari ini Arman memutuskan akan balas dendam atas kematian ibunya.
"Panglima, Anda ingin ikut campur?"
Suara Arman terdengar seperti sedang mengancam.
Semuanya merasa terkejut.
Anak ini berani sekali mengancam panglima!
Ketika melihat sikap Arman, keluarga Frenko sangat marah. "Hei,

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi NovelRead untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda