Bab 480
"Marsha, aku ... "
Melihat darah segar mengalir dari sudut bibir Marsha, mata Adrian bergetar. Seketika itu juga dia tersadar.
Dia juga menyadari bahwa dia sudah menamparnya terlalu kasar.
"Sudah puas sekarang?"
Marsha menatap Adrian dengan aura dingin.
"Jadi, sampai sekarang, kamu masih nggak mau mengakui kesalahanmu?"
Adrian mengernyitkan keningnya. Bukannya merasa bersalah, dia malah merasa kesal.
Menurutnya, sebagai suami Marsha, adalah hal yang wajar untuk memberi pelajaran kepada calon istrinya. Agar nantinya Marsha mengerti tanggung jawab dan kewajibannya sebagai seorang istri.
Marsha kembali terdiam.
Hanya tatapan matanya yang semakin lama semakin dingin.
Ekspresi wajah Adrian berubah menjadi suram. Dia kehilangan minat untuk melanjutkan. Jadi, setelah itu, dia berkata dengan suara yang dalam, "Sudah malam. Marsha, cepatlah istirahat."
"Besok pagi jam delapan, aku akan datang tepat waktu buat menjemputmu. Jangan lupa kasih bedak yang banyak biar bisa menutupi lukanya. Usahakan

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi NovelRead untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda