Bab 451
Pipi Lydia merona dan jantungnya berdebar kencang.
Pada saat itu, Arman juga mengalihkan pandangannya dan melihat ke arah Lydia.
Dia melihat Lydia yang terpesona saat menatapnya.
Kemudian, dengan rasa penasaran, dia bertanya, "Dokter Lydia, apa ada sesuatu di wajahku?"
"Hah? Nggak ada!"
Lydia tersadar, langsung tersipu, dan gelagapan mencari alasan, "Aku ... cuma mau bilang terima kasih."
"Nggak masalah, Dokter Lydia. Aku rasa siapa pun nggak akan tinggal diam kalau ada orang seperti Baron itu."
Arman menjawab sambil tersenyum.
"Ya."
Lydia mengangguk, dia merasa lega karena Arman tidak terlalu memikirkannya.
Situasi tadi memang sangat berbahaya
Jantungnya berdetak semakin cepat saat memikirkan hal itu ...
Arman tidak menyadarinya, dia melihat Lydia seperti biasanya dan berkata, "Dokter Lydia, kalau begitu aku pulang dulu."
"Eh, tunggu dulu!"
Lydia memanggil Arman.
"Ada apa?"
"Nggak ada apa-apa, aku cuma mau tanya, apa lima hari lagi kamu benar-benar mau pergi ke pesta di Vila Mega Inda

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi NovelRead untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda