Bab 123
Setelah kalimat itu dijatuhkan, tangan Dreya yang memegang ponsel seketika membeku.
Dia tanpa sadar mengedip-ngedipkan kedua matanya, merasa ada kekosongan di dalam hatinya.
Dia tahu bahwa Yuna akan mati hari ini, tetapi setelah mengetahui waktu eksekusinya, dia masih tidak bisa menahan dirinya untuk tidak mengingat apa yang sedang dia lakukan dengan Elina pada saat itu.
"Cepat atau lambat, hal ini pasti akan terjadi. Kita harus mencoba untuk menerimanya, baik itu Elina ataupun kamu."
Suara berat pria itu kembali terdengar di telinganya.
Setelah pikiran Dreya disela, Dreya menoleh dan melihat ke arah pria di sampingnya. Tatapannya bertemu dengan mata elang yang berkilau.
"Aku sih nggak apa-apa, tapi yang paling penting sekarang adalah, saat ini kondisi anak itu sangat buruk."
"Begitukah?" Rafael bertanya dengan wajah tanpa ekspresi, "Tapi kenapa aku merasa kondisimu juga sama buruknya?"
Ketika kedua orang saling bertatapan, bulu mata Dreya bergetar lebih hebat.
Setelah terdiam sejenak,

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi NovelRead untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda