Bab 119
Dreya refleks menundukkan pandangannya.
Dia memang habis menangis, tetapi itu karena Yuna dan bukan karena Javi.
"Nggak usah mengkhawatirkanku, fokus bekerja saja."
Dreya menepuk bahu Candra, lalu berjalan menuju meja pemeriksaan.
Candra memandang sosok Dreya, hari ini Dreya terasa sangat berbeda dari biasanya.
Aura wanita itu terasa sangat suram, bahkan sorot tatapannya tampak sedih ...
Karena Dreya harus bekerja di akhir pekan, jadi Elina dibawa oleh Annie.
Setibanya di rumah, Dreya melihat Elina duduk sendirian di balkon sambil bermain balok dengan tenang.
Dreya melirik Annie yang duduk di sofa dan bertanya dengan suara rendah, "Apa permohonannya diterima?"
"Ya, jadwalnya besok jam sembilan pagi," jawab Annie dengan tenang. "Sebenarnya, aku minta jam sepuluh karena jam sembilan terlalu pagi. Dari sini butuh 40 menit baru sampai. Tapi, katanya jam sepuluh ada pihak lain yang minta bertemu dengannya, jadi mau nggak mau aku pilih jam sembilan."
"Pihak lain? Apa mungkin keluarga dari pi

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi NovelRead untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda