Bab 451
Xander tersenyum dingin.
Tatapannya penuh ejekan. "Apa karena aku terlalu baik hati?"
Bu Danira tercekat.
Dia sudah menjebak ibu Xander. Xander tak menuntut balas saja sudah bagus, mana mungkin masih berharap belas kasih dari pria itu?
"Pak Xander menyelamatkanku karena merasa aku bisa berguna untukmu, 'kan? Kamu mau memanfaatkan aku untuk melawan Intan?"
Xander kembali tersenyum dingin. "Bukankah itu sudah jelas?"
Dia menyilangkan kaki. "Intan sedang mencari-cari kamu ke mana-mana. Sepertinya selama kamu belum mati, dia nggak akan bisa tidur nyenyak."
Wajah Bu Danira seketika pucat pasi.
Dia teringat saat dia dan mobilnya dijatuhkan ke dalam waduk. Rasa takut akan kematian kembali menyelimuti dirinya, air matanya jatuh tanpa bisa ditahan.
Dia tidak mau mati, tidak mau mati, tidak mau mati ...
"Pak Xander, apa pun yang kamu suruh akan aku lakukan, asal kamu mau selamatkan aku. Tolong aku ... "
Xander tetap tak bergeming.
Nada bicaranya datar tapi penuh tekanan. "Apa kamu bisa selamat a

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi NovelRead untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda