Bab 228
Mereka benar-benar kaget.
Semua gara-gara bau aneh itu.
Entah bau apa itu sebenarnya, dan bagaimana dia bisa tahan tinggal di situ.
Novi berdiri, pergi ke dapur mengambil beberapa botol soda dan memberikannya pada yang lain, lalu duduk lagi di sofa, "Terima kasih sudah menjengukku."
Shania dan Siska menerima minuman itu.
Mereka awalnya menanyakan kabar kehidupan Novi, lalu menyampaikan beberapa kalimat penyemangat. Shania mengatakan bahwa luka di wajahnya bisa diperbaiki lewat operasi, dan dia bersedia membiayainya.
Novi tampak sangat senang mendengarnya, wajahnya yang tadinya muram mendadak cerah.
Sebagai kakak baik hati yang ingin membiayai perawatan wajahnya, sangat wajar jika mereka ingin tahu bagaimana luka itu bisa terjadi, dan topik pun mengalir ke arah tersebut.
Awalnya, Novi masih tampak enggan, tetapi dengan bujukan lembut Shania, ditambah statusnya sebagai "donatur yang dermawan", akhirnya gadis itu bersedia bicara.
"Dia teman perempuan semasa SMA-ku."
Novi bicara sambil mel

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi NovelRead untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda