Bab 184
Xander membungkukkan badan sambil berbisik, "Kenapa dia mau mengizinkan kita masuk?"
Sambil menatap gadis di depannya, Shania menutup bibir sambil berbisik, "Aku bayar dia."
"Apa?"
Xander bertanya, tetapi bertingkah seperti tidak mendengar.
Shania mengulanginya lagi, "Aku membayarnya."
"Apa kamu bilang?"
Shania pun terdiam.
"Kakak, apa kamu tuli?" pikir Shania.
Shania terdiam. Kemudian, Shania membisikkan sesuatu di telinga Xander sambil berjinjit, sedangkan Xander juga membungkukkan badannya.
Dengan mulut hampir menempel di telinga Xander, Shania membisikkan ulang.
Embusan napasnya yang hangat bagaikan bulu yang menggelitik.
Xander menelan ludah.
Xander tiba-tiba memalingkan wajah.
Shania tiba-tiba bertatapan dengan Xander. Shania yang sudah susah payah berjinjit langsung goyah karena terkejut.
Xander langsung melingkarkan tangan di pinggang Shania. Seperti yang dilakukan Shania, Xander mendekat ke telinganya dan berbisik lembut, "Nona tajir, kamu pintar sekali."
Shania merasa sekujur

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi NovelRead untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda