Bab 183
Xander di depan berkata dengan wajah serius, "Jangan ribut."
Teddy tidak merasa bersalah.
Wulan menatap Teddy dengan mata bulatnya. Wajahnya memang cenderung manis dan polos seperti gadis di sebelah rumahnya. Namun, gayanya seksi dan menggoda. Ditambah lagi, dia pandai bersikap manja dan bicara dengan suara lembut menggoda. Ketika dia mulai menunjukkan pesonanya, tidak ada pria yang tidak tertarik dengannya.
Namun, hari ini adalah kegagalan terbesar dalam hidupnya.
Pria yang ada di sampingnya mengatakan dia sudah tua.
Bos yang ada di depan juga memarahinya.
"Heh!"
Wulan mengentak-entakkan kaki karena kesal. Dia berlari menghampiri Shania dan merangkul lengannya. Dengan wajah cemberut, Wulan mengomel, "Mereka jahat."
Shania menghiburnya, "Jangan dekat-dekat sama mereka."
Wulan menjawab, "Ya."
Wulan bersandar di bahu Shania.
Teddy berjalan di belakang mereka. Ketika mengingat Wulan mendorongnya, Teddy berkata dalam hati, "Kakak ini kuat juga."
Di luar lift, ada koridor yang sangat panjan

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi NovelRead untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda