Bab 83
Tatapannya sangat datar, tidak terdapat gejolak apa pun.
Siena merasa pipinya seperti terbakar, dadanya juga seperti dipukul oleh sesuatu dengan keras.
Keputusan yang diambil oleh Ricky tanpa ragu-ragu membuatnya terlihat memalukan di depan Valen.
Pria itu tidak peduli apakah dia sengaja memakai gaun yang sama dengan Valen atau tidak.
Valen adalah prioritas pertama di dalam hatinya, jadi Ricky akan memilih untuk menjaga reputasinya.
Pria itu sama sekali tidak peduli dengan rasa malunya.
"Pak Ricky, ini cuma masalah pakaian, nggak perlu repot-repot," ujar Jansen dengan raut wajah yang buruk. Jansen melepas jasnya, lalu meletakkannya di bahu Siena. "Apakah kamu puas sekarang?"
Siena baru menarik kembali tatapannya, lalu menenangkan napasnya.
Pria itu menatap Siena dengan acuh tak acuh. Jas Jansen menutupi setengah pakaian Siena, tapi Siena sama sekali tidak menolak niat baiknya.
"Nggak apa-apa, hal ini nggak akan memengaruhiku," ujar Valen. Dia mencondongkan tubuhnya ke samping. "Ricky,

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi NovelRead untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda