NovelRead
Buka aplikasi Webfix untuk membaca lebih banyak konten yang luar biasa
Nyawamu Tak BerhargaNyawamu Tak Berharga
Oleh: NovelRead

Bab 1

"Maaf, Nona Siena, kesempatan terbaik untuk menjalani operasi sudah terlewat ...." Siena membeku di tempat untuk waktu yang lama sambil memegang laporan tes yang mengonfirmasi kanker rahim. Kemudian, Siena menelepon Louis Carnas, sekretaris Ricky Lunda. Panggilan tersambung setelah dering yang lama. Louis bertanya dengan sombong seperti biasanya, "Ada apa, Nyonya?" Siena mengepalkan jari-jarinya yang kaku. "Di mana Ricky? Ada yang ingin kubicarakan dengannya." Louis menjawab, "Pak Ricky sedang sibuk sekarang." "Bisakah minta Ricky jawab sebentar ...." Sebelum Louis sempat berbicara, Siena mendengar suara yang lembut di ujung telepon, "Ricky, ada kejutan apa sebenarnya? Misterius sekali?" "Tengok ke atas." Siena mendengar suara yang sangat familier itu berkata dengan suara rendah, bahkan dengan kelembutan yang tak pernah dia dengar sebelumnya. Detik berikutnya, Louis langsung menutup telepon. Pada saat yang sama. Ctar! Suara ledakan terdengar dari seberang pelabuhan. Siena mendongak dengan wajah pucat. Kembang api membubung ke langit di seberang. Warna-warna cemerlang mekar di langit malam, seindah cerita legenda. Ada kerumunan yang ribut di luar pintu masuk rumah sakit. "Apa kalian sudah dengar? Ini pertunjukan kembang api yang diadakan Pak Ricky dari Grup Lanes untuk pacarnya yang sedang berulang tahun. Biayanya lebih dari 40 miliar semalam!" "Itu Valen Suwar, lulusan dokter Institut Teknologi Kanver, elite yang diperebutkan perusahaan-perusahaan top dalam negeri. Valen unggul, cantik, dan keluarganya kaya. Pacarnya pun tampan dan hebat!" "Nggak heran Pak Ricky begitu mencintainya. Sungguh membanggakan punya pacar seperti itu!" Siena menatap kembang api yang indah dan mencolok itu untuk waktu yang lama. Tangannya yang menggenggam laporan tes perlahan meregang sehingga secarik kertas itu jatuh ke tanah. Siena berbalik dan pergi. Pada subuh hari. Ketika Ricky pulang ke rumah, dia mendapati Siena tengah duduk di ruang tamu yang gelap gulita. Ricky menyalakan lampu, lalu bertanya sambil mengernyit, "Kenapa belum tidur?" Siena mendongak pada pria di depannya. Jas Ricky tergantung di lengan, sedangkan matanya yang hitam bagai jurang menatap Siena dengan dingin seperti biasanya. Dulu, Siena mengira kalau dingin adalah watak asli Ricky. Baru pada hari ini, Siena sadar bahwa pasangan hidupnya yang dingin ini ternyata adalah bara di hati orang lain. "Nggak bisa tidur," jawab Siena dengan suara pelan. "Aku pergi ke rumah sakit hari ini." Ricky melempar jasnya ke sofa dengan acuh tak acuh. "Apa kata dokter?" Siena sudah lama mengeluh tentang ketidaknyamanan perutnya. Ricky berjanji untuk menemani Siena ke rumah sakit dan melakukan pemeriksaan, tetapi Ricky terus menundanya. Entah perusahaan mendapat kontrak senilai ratusan miliar atau ada masalah pelik dengan proyek. Ricky memang sudah berjanji pada Siena untuk menemaninya ke rumah sakit, tetapi Valen malah merahasiakan hari ulang tahunnya darinya. Ricky menyusul dari kantor, tetapi hanya sempat menyalakan kembang api. Jadi, Ricky tidak sempat memedulikan Siena. "Nggak bilang apa-apa, hanya perlu waktu saja." Siena menundukkan pandangannya. "Kenapa kamu pulang hari ini?" Ricky terdiam sejenak, lalu berjalan mendekat. Ricky memeluk Siena sehingga napasnya terus berembus ke leher Siena. Suara Ricky sedikit serak. "Kamu sedang dalam masa ovulasi." "Demi melahirkan pewaris Keluarga Lunda, kamu yang mengajakku berjanji bertemu di ranjang setiap tanggal-tanggal ini. Apa kamu lupa?" Aroma parfum wanita pada Ricky terlalu kentara, bagaikan peluru yang menghancurkan harga diri Siena. Apa yang dikatakan Ricky memang benar. Mereka telah menikah selama tiga tahun, dan Ricky selalu bersikap dingin terhadapnya. Ricky hanya akan pulang dengan terpaksa untuk menghabiskan waktu dengan Siena karena ucapan "mempertahankan garis keturunan Keluarga Lunda" dari neneknya. Siena termangu sejenak. Melahirkan anak? Sepertinya itu mustahil. Siena yang dulu lembut dan terbiasa patuh, tiba-tiba tak ingin menahan diri lagi hari ini. "Ricky, apa kamu nggak takut pacarmu cemburu kalau kamu tidur denganku?" Mata Siena berbinar dalam kegelapan, seperti seekor binatang kecil yang akhirnya memperlihatkan taringnya. Ricky menatap Siena. Sorot matanya menjadi dingin ketika melihat bahwa Siena sedang serius. Sesaat kemudian, Ricky tersenyum tipis. Senyuman itu tidak mencapai matanya. "Takut apa? Kita menikah secara rahasia, kamulah yang harus bersembunyi." "Kalau sudah memutuskan untuk menjadi figuran, kenapa malah banyak permintaan?"
Bab Sebelumnya
1/100Bab selanjutnya

© NovelRead, hak cipta dilindungi Undang-undang

Booksource Technology Limited.