Bab 106
"Pak Carlo tepat waktu sekali."
Carlo hanya mengangguk, lalu mengalihkan pandangan ke Rosie.
Rosie merasa canggung, tapi tetap berjalan mendekat dan duduk di sampingnya.
Carlo tersenyum dan bertanya dengan suara pelan, "Tidur nyenyak semalam?"
"Salah bantal."
Rosie memijat lehernya, sedikit mengeluh.
Carlo tertawa.
Semalam mereka berciuman belasan menit di pinggir jalan. Leher Rosie yang mendongak pasti memang pegal.
Kalau saja dia tidak ketiduran di mobil, Carlo pasti akan begadang dengannya setelah sampai di rumah.
Carlo bahkan harus mandi air dingin beberapa kali agar bisa tenang.
"Malam ini nggak boleh minum lagi."
"..."
Isyarat sejelas itu membuat Rosie makin tegang.
"Eh, di sini masih ada orang ya, bisa dihargai nggak?"
Elda merasa kesal melihat kedua orang yang bisik-bisik sendiri.
Katanya mau makan malam penyambutan untuknya, malah pemeran utama diabaikan.
"Bu Elda, jangan marah. Makanannya sudah dipesan."
Carlo tersenyum.
Tidak lama kemudian, hidangan mulai berdatangan. Samuel

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi NovelRead untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda