Bab 102
Saat ini Carlo sudah ditarik oleh ibunya Nasia ke ruang lain untuk bicara.
"Rosie."
Rosie yang sudah agak mabuk melihat Nasia yang berjalan menghampiri.
"Dik Nasia."
"Kenapa minum sendirian di sini?"
Rosie merapatkan bibir. Dari raut wajahnya saja sudah terlihat jelas rasa tidak sukanya.
"Menunggunya."
Nasia duduk di kursi sebelah, melihat sepiring bistik dan dua set pisau garpu. Hatinya terasa tidak nyaman.
"Carlo sedang membahas masalah kami dengan Ibu."
"Oh." Rosie meneguk sedikit anggur.
"Kamu sangat cantik, Rosie."
"Terima kasih."
Sikap cuek Rosie membuat Nasia hampir gila.
"Aku berharap kamu tahu diri."
"Dalam hal apa?"
Rosie meletakkan gelas, menuang lagi untuk dirinya dan juga untuk Nasia.
"Kamu mau berapa?"
"Menurutmu berapa nilai Carlo? Beberapa miliar? Atau puluhan miliar?"
"..."
Nasia tidak menyangka selain wajah yang cantik, mulut Rosie juga setajam pisau, sekali buka mulut langsung membuat orang tersedak.
Dia tidak seperti wanita simpanan lainnya.
Rosie menenggak habis an

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi NovelRead untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda