NovelRead
Buka aplikasi Webfix untuk membaca lebih banyak konten yang luar biasa
Misteri KematiankuMisteri Kematianku
Oleh: NovelRead

Bab 467

Aku terkejut dan menutup mulutku. Rasa maluku masih ada. Dengan kuku, aku mencakar punggung tangan Davin dan meninggalkan tiga luka gores di sana. Davin hanya tersenyum dan menarik napas dalam-dalam, lalu memelukku lebih erat. "Pergi!" Saat ini, aku benar-benar tidak bisa memikirkan hal lain. Detak jantungku cepat karena marah bercampur malu. Davin berhasil mengalihkan perhatianku. Aku tahu dia sengaja menghindari pertanyaanku tadi. "Shani, aku masih belum selesai." Davin tidak membiarkanku pergi begitu saja. Marah dan tidak tahu harus berbuat apa, aku menggigit lehernya dan memukul meskipun tidak terlalu keras. Aku takut menyakitinya. Namun, dia sepertinya menganggap ini sebagai kenikmatan tersendiri. Dia sama sekali tidak berhenti. "Vincent, awas kamu lain kali!" Aku marah dan mengancam, tetapi dia juga tidak menggubris. Aku terus menggigitnya dengan marah meski tidak berani terlalu keras. Aku hanya bisa pasrah ... Entah berapa lama kemudian, akhirnya Vincent, si bajingan ini, mau melepaskanku. Kakiku sedikit gemetar. Aku harus bertopang pada dinding jika ingin berjalan. Namun, si bajingan ini kembali menarikku dan menciumku lagi. Aku menggertakkan gigi dan memperingatkannya, "Jangan sentuh aku lagi sampai tahun depan." Davin tertegun dan terlihat sedih. Namun, aku tidak memedulikannya. Aku mendorongnya dan berpakaian sebelum pergi ke luar kamar. Davin merasa sangat sedih dan terus mengekorku seperti anak kecil yang baru saja dimarahi. "Sayang, apa setelah pakai baju kamu bukan istriku lagi?" Aku menoleh dan meliriknya sekilas. Saat sampai di ruang tamu, aku melihat Yoga duduk tegak dan menatap kesal ke arah kami. Aku berdeham, lalu mencoba menjelaskan, "Pancuran di kamar mandi rusak, barusan diperbaiki." Yoga menatap Davin dengan tajam. "Dasar nggak tahu malu." "Kamu yang nggak tahu malu. Masih siang kenapa nggak ada di sekolah? Mau apa ke sini?" balas Davin sambil mengambil segelas air untukku. Aku tidak meliriknya. Namun, karena aku sangat haus, aku menerima gelas itu dan minum sedikit. "Qiara terbunuh," jawab Yoga dengan ekspresi muram. Tangan Davin yang sedang mengupas buah untukku tiba-tiba berhenti. Dia pun menatap Yoga dan berkata, "Jelaskan lebih detail." "Interpol menemukan mayat Qiara di lokasi perdagangan manusia. Dia tahu polisi sedang memburunya, jadi dia sengaja membuat gempar di media sosial dengan cara menyusup ke sindikat itu agar ditangkap oleh orang-orang sindikat. Dia kemudian dibawa ke lokasi perdagangan manusia. Sebelum mati, dia mengirimkan lokasinya ke polisi. Lokasi perdagangan manusia sudah digerebek dan enam belas anak berbakat berhasil diselamatkan. Enam anak adalah orang asing, sedangkan sepuluh lainnya sudah dipulangkan kemari untuk penyelidikan lebih lanjut." Yoga menatap Davin dan berkata lagi, "Lokasi itu adalah gedung ilegal yang dipakai untuk transplantasi organ. Orang-orang kaya memesan tubuh kloning dengan gen yang sama untuk meminimalkan reaksi penolakan. Setelah tubuh kloning itu siap, barulah mereka melakukan transplantasi organ." Sindikat sengaja membiakkan manusia layaknya sayuran dan memanen organ mereka demi kepentingan sendiri. Semua ini tentu saja dilakukan dengan biaya sekecil mungkin. Bagaimanapun juga, menyewa ilmuwan terkenal untuk meneliti transplantasi organ secara legal hanya akan mengungkapkan tujuan mereka dan menarik perhatian dari berbagai pihak. Mereka lebih baik membiakkan kloning untuk membentuk rantai industri.

© NovelRead, hak cipta dilindungi Undang-undang

Booksource Technology Limited.