NovelRead
Buka aplikasi Webfix untuk membaca lebih banyak konten yang luar biasa

Bab 3003

Wajah Tetua Kelima penuh derita, jeritannya memekakkan telinga, sementara Adriel tetap bersikap dingin saat menggoreskan simbol terakhir dengan pedangnya. Seluruh permukaan jiwanya kini dipenuhi simbol-simbol rumit yang tampak mengerikan, dan kondisinya sekarat. Begitu Adriel menepukkan telapak tangan, jiwa Tetua Kelima langsung ditekan kembali ke dalam tubuhnya, lalu beberapa jarum emas jatuh dan menyegel luka di dadanya. Tubuh Tetua Kelima kini nyaris tak bernyawa, wajahnya pucat pasi, ingin menangis pun tak mampu. Dia bisa merasakan jelas, jiwanya telah dikekang oleh kekuatan misterius. Cukup dengan satu pikiran dari Adriel, dia bisa lebih baik mati saja. "Bukan kamu sendiri yang minta dikendalikan sama Tuan Suci? Kenapa sekarang malah kelihatan nggak senang?" ujar Tetua Ketujuh dengan suara dingin. Apa ini ucapan manusia yang punya hati? Mendengar itu, Tetua Kelima mendidih dalam hati, tetapi tetap memaksakan senyum dan berkata cepat, "Hamba berterima kasih karena Tuan Suci masih m

Klik untuk menyalin tautan

Unduh aplikasi NovelRead untuk membuka konten yang lebih menarik

Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda

© NovelRead, hak cipta dilindungi Undang-undang

Booksource Technology Limited.