Bab 2589

“Aku berharap perusahaanmu dapat menemukan solusi sesegera mungkin. Lagi pula, syuting tidak bisa berlanjut selama beberapa hari ke depan. Mari kita lihat bagaimana opini publik.” Ekspresi sutradara mereda. Namun, dia masih berjalan pergi dalam suasana hati yang buruk. Aktor dan aktris di sekitarnya juga pergi dengan tergesa-gesa. Mereka kesal, tapi itu seperti yang dikatakan Heather. Dia mendapat dukungan dari wakil presiden Felix Media, Wakil Presiden Joslin. Perusahaannya pasti akan berusaha keras untuk mempertahankannya. Mereka harus menunggu dan melihat bagaimana semuanya berjalan sesudahnya. Eliza adalah orang terakhir yang pergi. Heather segera menyerangnya dengan marah. "Eliza, apakah kamu yang melakukan ini?" "Aku tidak mengerti apa yang kamu bicarakan." Ekspresi Eliza dingin. Heather yang awalnya ingin maju untuk memukulnya tidak berani mendekat setelah mengingat tamparan tadi. Namun, nadanya tidak menyenangkan. "Berhentilah berpura-pura. Tidak akan ada kebetulan seperti itu. Aku mengatakan beberapa hal buruk di belakangmu di pagi hari, dan skandal itu keluar di malam hari. Kita dari perusahaan yang sama. Jika bukan kamu yang mencoba membalas dendam padaku, siapa lagi?” Skyler tidak bisa menolerirnya lagi. Dia memarahi, “Apakah kamu gila? Kamulah yang tanpa malu-malu merayu pria yang sudah menikah. Bukannya introspeksi diri, kamu malah menyalahkan orang lain. Aku belum pernah melihat wanita tidak tahu malu sepertimu.” "Kamu pikir kamu siapa? Beraninya asisten rendahan memarahiku?” Heather menunjuk hidung Skyler. "Aku tidak akan membiarkanmu lolos." “Lakukan saja. Siapa kamu sehingga begitu sombong, meskipun kamu seorang wanita simpanan? Menurut pendapatku, skandal ini seharusnya diungkap dari dulu saja.” “Sky, jangan berkelahi dengan anjing. Ayo, pergi,” Eliza mengingatkan Skyler dengan tenang. "Betul sekali. Aku tidak akan berkelahi dengan anjing.” Skyler mencibir dan pergi bersama Eliza. Heather mengentakkan kakinya karena marah. Dia tidak akan membiarkan masalah ini berlalu begitu saja. "Telepon Wakil Presiden Joslin sekarang." Dia menoleh dan memerintahkan asistennya. Asisten di samping tidak bisa berkata-kata. 'Wakil Presiden Joslin kemungkinan besar mengalami kesulitannya sendiri. Bagaimana dia punya waktu untuk peduli padamu?' ***** Di sisi lain, setelah Eliza masuk ke dalam van, Skyler berkata dengan gembira, “Aku sudah lama tidak senang dengan Heather. Dia sering mengatakan hal-hal buruk tentangmu secara diam-diam. Dia pikir dengan mendekati Cindy, dia bisa—” Sebelum Skyler menyelesaikan kalimatnya, dia menyadari bahwa dia telah mengungkap rahasia. Dia dengan cepat menutup mulutnya. Eliza melihat ke arah Skyler. "Apakah Heather dekat dengan Cindy?" Skyler membuka mulutnya. Suara Eliza dingin. "Katakan padaku yang sebenarnya. Apakah Hailey memberitahumu sesuatu?” Skyler adalah sepupunya Hailey. Setelah Skyler lulus kuliah, dia ditugaskan ke Eliza. Karena itu, Hailey pasti memberi tahu Skyler beberapa hal. "Hailey mendengar dari informannya di perusahaan bahwa asistennya Cindy berinteraksi dengan asistennya Heather beberapa kali baru-baru ini," bisik Skyler. "Tidak heran Heather terus berbicara di belakangku dan membuat jarak antara aku dan aktor lain di lokasi syuting." Eliza memahami situasi dengan cepat. Dia tidak pernah menyangka bahwa Cindy akan mengacaukannya, bahkan setelah Cindy kembali ke dunia hiburan. Dengan besarnya dukungan yang diberikan perusahaan kepada Cindy dengan memberikan sejumlah besar uang, kebanyakan orang mungkin memperlakukan Cindy sebagai calon Nyonya Muda Jewell. Heather mungkin mencoba menjilat Cindy, atau Cindy mungkin menjanjikannya sejumlah keuntungan. Untungnya, Eliza telah bertindak hari ini. Jika tidak, konsekuensinya akan sulit untuk dihadapi jika dia membiarkan Heather—yang seperti bom berdetak, di sisinya selama syuting. "Lizzie, kamu baik-baik saja?" Skyler berkata dengan cemas. “Hailey tidak dengan sengaja menyembunyikan ini darimu. Dia khawatir kamu akan marah dan mengacaukan Cindy.” "Apakah status Cindy di perusahaan sekarang begitu tinggi, sehingga Hailey takut?" Eliza tersenyum.