NovelRead
Buka aplikasi Webfix untuk membaca lebih banyak konten yang luar biasa

Bab 343

Saat itu, beberapa petugas polisi memasuki ruangan bersama satu orang yang menunjuk ke arah mereka. "Itu mereka!" kata sebuah suara dengan nada marah. Rupanya teriakan itu datang dari seorang pria yang memakai perban di kepalanya. Setelah dia berjalan mendekat, baru terlihat jelas siapa yang sedang menunjuk ke arah Hayward. 'Bukankah itu Murphy?' gumam Gerald dalam hati. Situasinya mulai jelas sekarang. Setelah Hayward memukul Murphy, pasti Murphy melapor kepada polisi. Dan sepertinya polisi segera melacak keberadaan mereka dengan bantuan rekaman kamera pengawas di Mayberry Commercial Street. Tidak cukup sampai di situ, pesanan atas nama Hayward di rumah makan itu juga membuat mereka mudah ditemukan. "Kalian semua, ikut kami ke kantor untuk diperiksa," kata salah seorang polisi. Mendengar itu, Hayward dan Sharon langsung panik. Hayward yang merasa hebat beberapa waktu lalu, kini hanya bisa tertunduk lesu. Perbuatannya memukul Murphy rupanya berbuntut serius. Meski begitu, dia masih mencoba menguatkan diri. "Baik, ayo bawa kami. Aku pastikan aku akan bebas dalam dua jam." "Oh, dua jam kau bilang? Setelah kau memukul adikku sedemikian keras? Kita lihat saja apa kau bisa!" kata sebuah suara dengan arogan. Seorang wanita berjalan menghampiri lalu berdiri di sebelah Murphy. "Kak, pria itu yang menyerangku." ujar Murphy sambil menunjuk ke arah Hayward. "Jangan khawatir, aku sudah jelaskan semuanya pada Inspektur. Dia akan memberikan keadilan padamu," jawab wanita itu lagi. Kalimat yang diucapkan wanita itu menjadi bukti bahwa keluarga Murphy bisa membuat kasus itu ditangani dengan serius. Hayward semakin cemas. Sementara Sharon berharap Hayward bisa melakukan sesuatu. Dia tidak menyangka kalau Murphy punya saudara yang cukup berpengaruh. Ketika wanita itu mengalihkan pandangan dari Hayward ke yang lain, seketika alisnya terangkat karena terkejut. "Gerald? Apa yang kamu lakukan di sini?" Yang ditanya masih sibuk menikmati makanan di meja. Mendengar namanya di sebut, Gerald mendongakkan kepala dan segera menyadari siapa yang berdiri di sana. Wanita itu tidak lain adalah sepupu Naomi, yaitu Xyleena. Gerald tidak menyangka kalau ternyata Murphy dan Xyleena bersaudara. Padahal setahu Gerald, Xyleena tidak punya saudara laki-laki. Ah, sial! Dunia sempit sekali rupanya, begitu pikir Gerald. Di satu sisi ada teman-teman SMAnya, sementara di pihak lain adalah kerabat sekaligus teman Naomi. Gerald tidak bisa menahan tawa menyadari semua kekonyolan ini. "Oh, jangan hiraukan aku. Aku cuma makan bersama mereka tadi." "Jadi kamu makan bersama orang-orang yang memukuli saudaraku? Tentu saja itu berarti pecundang sepertimu juga terlibat dalam masalah ini!" ujar Xyleena dengan nada dingin. Sebenarnya, sejak Xyleena dan Naomi mengajak Gerald makan tempo hari, gadis itu sudah merasa kesal pada Gerald karena dia pergi dahulu sebelum acara selesai. Yang membuat Xyleena merasa canggung adalah awalnya dia berniat menunjukkan kehebatan yang dimilikinya pada teman-teman sekelas Naomi. Dia tidak tahu apa yang salah di hari itu. Yang jelas, teman-teman Naomi sibuk berbisik-bisik di antara mereka sementara Xyleena tidak tahu yang mereka bicarakan. Singkatnya, acara makan-makan itu tidak berjalan sesuai yang diharapkan. Tentu saja Xyleena menumpahkan kesalahan pada Gerald. Karena Gerald membuat yang lain ikut tidak menghargai dirinya. Xyleena tidak menduga akan bertemu Gerald hari ini. "Humpph! Pria itu juga ada di sana ketika aku dipukuli." timpal Murphy sambil menunjuk ke arah Gerald. "Cukup sudah. Kau tidak perlu mengatakan apapun. Jelaskan semuanya nanti di kantor polisi. Kalian semua ikut kami!" ujar salah seorang polisi yang kemudian menggiring mereka menuju mobil. Gerald merasa tertekan. Ah, sungguh sial! Dia tidak bisa membela diri lagi. Tak berapa lama, mereka tiba di kantor polisi. Di sana mereka mulai dimintai keterangan. Setelah itu, Gerald dan yang lain ditempatkan di sebuah ruangan sambil menunggu hasil penyidikan. "Apa yang harus aku lakukan, Hayward? Apa menurutmu aku akan dikenai hukuman padahal aku baru akan memulai karirku sebagai guru. Kalau pihak sekolah tahu aku terlibat urusan hukum, bisa-bisa aku dipecat." ujar Lilian tidak bisa menyembunyikan kepanikannya. "Aku juga nggak tahu. Yang jelas kita sudah membuat seseorang terluka dan memang ada buktinya. Murphy dan saudara perempuannya, rupanya cukup berpengaruh." jawab Hayward. Sementara itu, Sharon hanya terdiam dengan perasaan berkecamuk.

© NovelRead, hak cipta dilindungi Undang-undang

Booksource Technology Limited.