NovelRead
Buka aplikasi Webfix untuk membaca lebih banyak konten yang luar biasa

Bab 330

Hanya butuh waktu kurang dari sepuluh detik untuk Drake dan Tyson melumpuhkan sepuluh anak buah William. Benar-benar luar biasa! "Kau mau coba cari masalah dengan Keluarga Crawford? Sini kukoyak akal sehatmu!" kata Si Kembar sambil berjalan pelan menghampiri William. Tatapan mata keduanya begitu dingin dan menakutkan. "Sialan! Carl, habisi mereka!" teriak William memberi perintah. Awalnya dia kira membalaskan dendam Liara akan bisa dilakukan dengan mudah, yaitu hanya cukup menyuruh anak buahnya mengeroyok Gerald. Sungguh di luar dugaan William kalau ternyata Gerald punya bodyguard yang sangat tangguh. Sekarang saatnya William menerjunkan orang andalannya. Carl adalah pengawal yang berdiri di belakangnya sejak tadi. Meski wajahnya terlihat sangat garang dengan bekas luka bakar, tetapi dia sempat gemetar melihat kelihaian dan ketangkasan Drake dan Tyson ketika berkelahi. Bukan karena rasa takut, tetapi seperti ada emosi aneh dalam hatinya. Carl maju berdiri di depan William. "Kalian boleh membunuhku, tetapi jangan pernah sentuh Tuan Rye. Biarkan dia pergi." kata Carl dengan nada pelan. Drake dan Tyson menghentikan langkah mereka dan saling beradu pandang sejenak sebelum kemudian kembali menatap Carl. "Sial! Aku tidak memintamu menyerahkan diri! Habisi mereka sekarang juga! Beraninya kau menentang perintahku!" William tiba-tiba berteriak lantang. Di luar dugaan, dia meninju pipi Carl. Carl tidak kuasa menghindar. Bibirnya berdarah karena pukulan keras itu. "Dasar sampah tidak berguna!" bentak Liara sebelum kemudian dia menampar pipi Carl satunya. "Idiot! Kami menyuruhmu untuk membalaskan dendam! Bukan melindungi kami supaya bisa melarikan diri." "Tuan Rye, Nona Liara, pergilah sekarang. Kemampuan saya tidak sebanding dengan mereka," ujar Carl dengan suara lemah. "Sialan! Percuma saja Papa mempekerjakanmu! Lihat saja nanti, setelah ini kau harus memunguti sampah ke mana pun kau pergi!" William sungguh tidak menyangka bahwa Carl akan menyerah begitu mudah. William yang mulai cemas menunjuk ke arah Gerald. "Hei, berengsek! Kau bisa lolos sekarang. Tapi tunggu saja pembalasanku lain waktu!" William memperhatikan di sekitarnya semakin banyak orang berkerumun untuk menonton. Dia tidak mau mempermalukan dirinya sendiri karena akan kalah dipukuli jika terlalu lama berada di sana. Gerald menyadari Tuan Kendall menatap ke arahnya. Itu berarti dia harus memberikan keputusan. Setelah berpikir beberapa saat, akhirnya dia buka suara. "Baik. Kau boleh pergi sekarang. Tapi tinggalkan wanita itu di sini." jawab Gerald dengan senyum tipis. Gerald memang orang yang rendah hati, tetapi bukan berarti ia bodoh. Lagipula, dia sudah telanjur menyinggung Keluarga Rye. Dia tidak bisa mundur sekarang. Gerald memutuskan harus segera membuat mereka bertekuk lutut sesegera mungkin sebelum mereka menimbulkan masalah lebih besar di kemudian hari. William adalah orang yang sangat bergantung pada kekuasaan keluarganya. Tanpa pengaruh yang dimiliki Keluarga Rye, William hanyalah orang biasa yang tidak punya kemampuan apa-apa. Menghancurkan William tidak akan berarti apa-apa bagi Gerald. Mendengar perkataan Gerald, Liara seketika gemetar. “Tuan Rye! Tolong jangan tinggalkan aku sendiri bersama mereka. Bawa aku bersamamu.” “Jangan khawatir, Liara. Kamu tinggallah dulu di sini. Aku akan segera datang kembali untuk menyelamatkanmu nanti,” kata William mencoba menenangkan Liara. Setelah berkata demikian, dia bergegas menuju mobil, menghidupkan mesin, kemudian meninggalkan bandara. William bahkan tidak mempedulikan anak buahnya yang masih terkapar di lantai. Carl mengangguk pada Drake dan Tyson dengan hormat sebelum membalikkan badan berniat menuju mobilnya. Tiba-tiba... “Frank Dunkin!” Drake dan Tyson berteriak pada Carl bersamaan. Tubuh Carl sedikit gemetar mendengar panggilan itu, dia pura-pura tidak mendengar. “Sial! Wajahnya begitu mirip!” kata Tyson. Pandangannya masih tertuju pada Carl yang berjalan menjauh. “Ya, dia benar-benar mirip dengan Frank. Matanya sama persis. Tapi kenapa dia menjadi anak buah orang macam William?” “Entahlah, yang jelas dia tidak mau berhadapan dengan kita,” Drake dan Tyson berbisik-bisik membicarakan Carl. Kemudian, Tuan Kendall menghampiri mereka berdua. “Oke, sudah cukup. Kita bicarakan ini lagi nanti kalau sudah di villa. Sekarang saatnya kita bertemu dengan Tuan Crawford. Drake, Tyson, bawa wanita itu.”

© NovelRead, hak cipta dilindungi Undang-undang

Booksource Technology Limited.