NovelRead
Buka aplikasi Webfix untuk membaca lebih banyak konten yang luar biasa
Legenda Raja SerigalaLegenda Raja Serigala
Oleh: NovelRead

Bab 2244

Safira terdiam mematung saking terkejutnya. Hiram, sang guru adalah murid langsung dari Raja Serigala terdahulu! Bagaimana mungkin Guru menyuruhnya berlutut di depan orang asing itu? Siapa sebenarnya orang ini? Safira terkejut dan kebingungan, dia bertanya tanpa sadar, "Guru, apa maksudnya ini?" Selesai bertanya. Hiram tiba di depan Teguh. Dia berlutut dengan sopan dan memanggil dengan hormat, "Guru!" Guru! Dua kata itu, bagaikan petir di siang bolong, membuat semua orang di sana tercengang. Ucapannya bagaikan ledakan dahsyat yang menggelegar, membuat semua orang di ruangan itu terpana dan tidak bisa berkata-kata. Hiram hanya punya satu guru, yaitu Raja Serigala terdahulu! Bisa dikatakan ... Siapa sangka pria yang terlihat biasa ini adalah mantan Raja Serigala, Teguh Laksmana! Dia adalah sahabat karib kaisar, dan juga pemimpin kawanan serigala sekarang, Raja Serigala Bayangan Gulita! I-ini ... Benar-benar luar biasa, sulit untuk dipercaya. Namun, sebagai muridnya, mustahil bagi Hiram untuk salah mengenali Raja Serigala! Jadi, orang di hadapannya ini sudah pasti Raja Serigala! Oleh karena itu, mereka semua terbelalak, menatap lekat-lekat ke arah Teguh, berniat untuk mengukir ketampanan luar biasa Raja Serigala itu dalam benak mereka. Hingga akhirnya, seseorang berteriak dengan penuh antusias, "Raja Serigala!" Sedikit percikan api dapat membakar sebuah hutan. Seketika itu, semua orang bersorak dengan lantang, "Raja Serigala!" "Raja Serigala!" "Raja Serigala!" Suasana menjadi riuh. Sorak-sorai yang menggelegar membahana ke langit. Dihormati selayaknya dewa! Membuat perasaan membuncah! Bagaimanapun, Raja Serigala terdahulu adalah sosok yang menggemparkan dunia dan dengan gigih mengantarkan Serenara ke posisi negara adidaya. Dia adalah pahlawan penyelamat Serenara! Dia adalah legenda abadi Serenara! Dan hari ini, mereka berkesempatan bertemu langsung dengan sang legenda! Bisa dikatakan, momen ini akan selalu mereka kenang seumur hidup! "Gu ... Guru Besar?" Safira terdiam sesaat karena kebingungan. Setelah beberapa saat, dia tersadar dan dengan suara gemetar memanggil Teguh. Dia kemudian berlutut dengan penuh rasa hormat di depan Teguh. "Sa ... sa ... saya salah. Mo ... mo ... mohon Guru Besar menghukum saya ..." Rasa cemas dan panik yang melanda membuat Safira gagap dan bibirnya gemetar tak terkendali. Sembari melambaikan tangan santai, Teguh berkata, "Kalian boleh berdiri sekarang." "Baik, Guru!" Hiram segera berdiri. "Terima kasih, Guru Besar!" Safira pun ikut berdiri. Kegaduhan di aula besar perlahan mulai mereda. "Aku menghargai usahamu untuk menjaga kehormatanku. Kita memiliki garis keturunan yang sama, dan penting bagi kita untuk memiliki kekuatan pemersatu yang kuat." ucap Teguh sambil menatapnya. "Tapi!" "Belajarlah untuk menilai sesuatu dengan bijak, dan kamu harus bisa menerima masukan dari orang lain." "Kesombongan dan bekerja sendiri tanpa masukan orang lain hanya akan mengantarkanmu pada kegagalan." "Saya mengerti, terima kasih banyak atas nasihatnya, Guru Besar." ujar Safira dengan sungguh-sungguh. Hiram yang berada di samping bertanya, "Guru, teknik tombak Safira adalah teknik yang kamu ajarkan padaku dulu, seimbang dalam menyerang dan bertahan, dan kekuatannya luar biasa. Kenapa kamu bilang ada kekurangannya?" Bukan hanya Hiram, tetapi juga Safira, serta semua orang memandang tajam ke arah Teguh. Ini adalah nasihat dari Raja Serigala, mereka harus mendengarkannya dengan seksama! Teguh tersenyum tipis, tetapi dia tidak menjelaskan apa pun. Dia mengulurkan tangannya dan berkata, "Berikan tombak itu." Tanpa ragu, Safira langsung menyerahkan tombak itu kepada Teguh. Teguh menimbang tombak itu, dan dia langsung bisa memperkirakan beratnya. Lalu, dia mulai menari dengan anggun di aula, memamerkan keahliannya memainkan tombak. Tentu saja, dia sengaja menekan kekuatannya. Bayangkan saja, kalau dia bertarung dengan kekuatan penuh tahap dewa emas, seluruh ibu kota bisa rata dengan tanah. Walaupun begitu. Meskipun Teguh hanya menggunakan kekuatannya di tingkat dunia sekuler, dia tetaplah sangat berbahaya. Cahaya dingin menyilaukan sekejap, tombaknya melesat bagaikan naga dan menembus dinding aula dengan mudah. Tombak panjang itu diayunkan dengan kuat, bagaikan naga yang mengayunkan ekornya, dan meninggalkan goresan panjang di atas tanah. "Wow ... kemampuannya menggunakan tombak benar-benar luar biasa." "Aku bisa merasakan, Raja Serigala menggunakan kekuatan tombaknya saja, tanpa menggunakan kekuatan abadinya."

© NovelRead, hak cipta dilindungi Undang-undang

Booksource Technology Limited.