NovelRead
Buka aplikasi Webfix untuk membaca lebih banyak konten yang luar biasa
Legenda Raja SerigalaLegenda Raja Serigala
Oleh: NovelRead

Bab 2238

Jalur Naga Langit, Tenda Militer Utama. Begitu Bayangan kembali ke sini, dia langsung mengumpulkan semua orang. Orang misterius itu begitu hebat, bahkan bisa memutarbalikkan dimensi dan merusak rekaman CCTV. Jelas dia bukan manusia biasa, sepertinya dia seorang mahaguru. Makluk seperti dia tidak perlu menipu diri sendiri. Jika mereka benar-benar musuh, merebut Jalur Naga Langit pun mudah sekali, tidak perlu membuat rencana yang begitu rumit. Tak lama kemudian, semua pejabat tinggi sudah datang. Bayangan berkata dengan serius, "Selama aku berpatroli seminggu ini, banyak kelemahan dalam pertahanan kita, seperti pos penjagaan dan jebakannya." "Aku mengumpulkan kalian semua di sini untuk menata ulang strategi pertahanan kita." Tentu saja Pasukan Serigala tidak keberatan. Namun, para perdana menteri Serenara yang ikut rombongan itu bergumam, "Buat apa sih repot-repot begini?" "Benar sekali! Kita selalu diawasi mata-mata Negara Sakura. Kalau kita bergerak tanpa persiapan, dan mereka menyergap kita. Bisa jadi gawat nantinya!" "Bayangan, nasib semua orang ada di tanganmu!" Waktu pun berlalu. Orang-orang ini sudah terbiasa hidup enak dan nyaman, tidak tahu apa-apa tentang peperangan, dan tidak ingin repot. Karena itu, mereka semua menentang Bayangan. Bayangan mendengus kesal dan berkata dengan tegas, "Di medang perang, aku yang menentukan!" "Apa pun yang terjadi, aku yang akan bertanggung jawab penuh." "Semuanya yang ada di sini ..." Selesai berbicara, Bayangan menatap semua jenderal dan berkata, "Ikuti saja perintahku dan segera bersiap!" "Rapat selesai." "Siap laksanakan!" Tentu saja, para jenderal mematuhi perintah Bayangan. Namun, para perdana menteri Serenara ini merasa kesal karena dipermalukan oleh Bayangan. Begitu keluar dari ruangan, mereka semua memasang wajah masam. "Si Bayangan ini, kemampuannya biasa saja, tapi pemarah sekali." "Benar tuh, dia kira bisa menakut-nakuti semua orang seperti saat Teguh masih ada, ya?" "Aku yakin, kalau dia terus memimpin pasukan serigala ini, Serenara pasti akan segera hancur. Sebaiknya kita cari cara untuk menyelamatkan diri secepat mungkin." "Maksudmu, kita bergabung dengan Negara Sakura?" "Benar, bagaimana menurut kalian?" "Setuju! Ayo kita pergi!" Beberapa saat kemudian. Tanpa membuang waktu, sekelompok orang ini diam-diam menghubungi Pemimpin Agung Negara Sakura, Tanaka Ichiro. "Tanaka ..." Pemimpin mereka, Chiasa, langsung menjelaskan tujuannya, "Ada pepatah yang mengatakan, 'Orang bijak tahu kapan harus beradaptasi'. Kami nggak mau lagi terjebak di Serenara yang lemah itu." "Kami mau bergabung dengan Negara Sakura." Tanaka girang bukan kepalang, dan langsung berkata, "Wah, itu benar-benar keputusan bagus." "Tapi, dengan cara apa kalian akan menunjukkan ketulusan kalian?" Kehati-hatiannya membuatnya enggan untuk langsung percaya, karena dia tahu orang Serenara terkenal licik. Chiasa tersenyum misterius, mengeluarkan rekaman rapat, dan berkata, "Dengar sendiri kan, si Bayangan itu sangat sombong, sama sekali nggak menghargai kami. Kami sudah muak dengannya." "Kami akan menunjukkan denah pertahanan terbaru kepadamu sebagai tanda ketulusan kami. Bagaimana?" Tanaka menyipitkan matanya dan berpikir sejenak, lalu berkata, "Nggak usah, itu terlalu merepotkan." Chiasa terkejut dan bertanya, "Kenapa, Tuan Tanaka? Jangan bilang kamu meragukan kami?" "Bukannya aku meragukan." Tanaka berkata dengan nada dingin dan sinis, "Ada pepatah kuno Serenara mengatakan bahwa, semakin kita ragu, semakin besar pula kekacauan itu akan terjadi." "Oke, kalau kalian sudah tulus seperti ini. Kita nggak perlu repot-repot membuat peta pertahanan baru." "Nanti, setelah aku mengumpulkan pasukan, kita langsung mulai menyerang." "Jadilah mata-mataku di sana, dan langsung ledakkan saja pos-pos penjagaan baru itu!" Setelah mendengarnya, Chiasa dan yang lainnya merasa itu ide yang bagus, jadi mereka menyetujuinya. Bayangan dan yang lainnya sama sekali tidak menyadari bahwa benteng mereka sedang dilanda masalah besar. Dia mendesak para prajurit Pasukan Serigala untuk menyelesaikan persiapan mereka dengan cepat dan cekatan, beberapa kali Bayangan mengamati perkembangannya. Tetapi! Belum sempat rasa cemasnya mereda, seorang prajurit yang datang dengan tergesa-gesa dan melapor, "Raja Serigala, ada masalah besar! Negara Sakura melancarkan serangan besar-besaran." Mendengar kabar itu, Bayangan langsung panik dan pucat pasi. Dia bergegas naik ke atas tembok kota. Benar saja. Prajurit Negara Sakura datang berbondong-bondong, bagaikan lautan manusia yang hitam pekat, tak terhitung jumlahnya dan tak terlihat ujungnya. "Bunyikan lonceng besar, pukul genderang perang!" "Persiapkan diri kalian!" Bayangan tidak mungkin hanya berdiam diri dan menunggu ajalnya, dia segera memberi perintah dan mengambil tindakan. "Serang!"

© NovelRead, hak cipta dilindungi Undang-undang

Booksource Technology Limited.