NovelRead
Buka aplikasi Webfix untuk membaca lebih banyak konten yang luar biasa
Legenda Raja SerigalaLegenda Raja Serigala
Oleh: NovelRead

Bab 2235

Dia menduga bahwa kekhawatirannya adalah karena kondisi Rina. "Rina, kamu tenang saja." "Aku, berjanji akan menyembuhkanmu, bahkan jika itu berarti menjelajahi seluruh dunia!" "Aku berjanji padamu, setelah semua ini selesai, aku akan meninggalkan hiruk pikuk dunia dan hidup tenang di pegunungan." Teguh bersumpah diam-diam di dalam hatinya. "Ayo kita pergi!" Mengalihkan pandangannya, Teguh langsung memerintahkan Sulina untuk berdiri di sebelahnya. Sulina pun mengangguk, "Iya." Segera setelah itu, mereka berdua berangkat dari Kota Senggigi, melaju kencang menuju ke arah Jalur Naga Langit. Kehadiran Teguh menjamin kecepatan perjalanan yang dilalui mereka. Namun. Belum lama mereka memulai perjalanan, mereka sudah dihadapkan situasi yang tak terduga. Sejak kembali ke dunia fana, Teguh tidak pernah lalai. Dia selalu melepaskan kesadaran spiritual untuk melindungi mereka berdua dan memastikan kondisi di sekitarnya. Dia melihat bahwa ada pertempuran sengit terjadi di depan sana. Dengan bantuan kesadaran spiritualnya, dia mengetahui bahwa salah satu pihak yang terlibat dalam pertempuran itu adalah tim ninja yang terkenal di Negara Sakura. "Ayo kita pergi!" Teguh tidak ingin menarik perhatian banyak orang, jadi dia hanya menunjukkan kekuatannya di tahap Alam Bela Diri Suci. Dia segera menarik lengan Sulina dan berlari kencang ke depan. Tak lama kemudian, mereka berdua sudah tiba di lokasi kejadian, sekitar seratus meter dari sana. Rupanya. Tepat saat itu, sekelompok ninja diam-diam melancarkan serangan mendadak. "Ninja sialan!" Sulina tersulut amarah bercampur sedih ketika melihat pemandangan ini. Teguh bertanya, "Apa para ninja ini sering muncul?" "Bukan hanya sering muncul!" Sulina geram, "Para ninja ini sudah lama menyusup ke wilayah Serenara, mereka mengintai di tempat-tempat tersembunyi dan sering menyerang warga dan persediaan Serenara." "Belakangan, kejadian seperti ini makin sering terjadi." "Dan lagi ..." "Kekurangan master Alam Bela Diri membuat orang biasa nggak berdaya melawan ninja-ninja ini. kalau bertemu, mereka pasti bakal dibantai habis-habisan." Ah, rupanya begitu. Para ninja ini benar-benar bajingan! Teguh mendengus kesal dan berkata, "Aku mengerti. Kamu tunggu di sini, aku akan segera kembali." Seketika setelah dia selesai berbicara, Teguh langsung menghilang tanpa jejak. Medan Pertempuran. Pertarungan sengit antara para pengawal dan para ninja. Namun, para ninja dari Negara Sakura memang lihai dalam bersembunyi. Mereka bisa muncul dan menghilang tanpa jejak, dan lebih suka menyerang diam-diam daripada terlibat pertarungan langsung dengan para pengawal. Biasanya, mereka membagi diri menjadi sekelompok-kelompok kecil yang terdiri dari dua atau tiga orang untuk menyerang satu orang secara bersama-sama. Setelah beberapa kali serangan. Hampir semua pengawal terluka parah atau tewas, dan mereka tidak mampu lagi untuk menyerang. "Nona ..." "M-maaf, aku sudah tidak sanggup lagi." Kapten pengawal menghampiri kereta yang berada di tengah barisan, dan dengan rasa malu yang mendalam dia memulai pembicaraannya. Tubuhnya penuh dengan belasan luka pisau, seluruh tubuhnya berlumuran darah, dan dia berbicara dengan terengah-engah. Siapa pun yang melihatnya tahu bahwa dia sudah berada diambang kematian. Usai mengucapkan hal itu, dia pun ambruk ke tanah. "Kapten Yusti!" Dari dalam terdengar teriakan yang menyayat hati, dan seorang gadis yang sangat cantik keluar. Dia ingin membalut lukanya, wanita itu adalah cucu dari Pak Husada, Hanum Husada! "Baiklah ..." "Lakukanlah, gadis manis ..." Melihat dia, beberapa ninja langsung mengerumuni dengan rakus. Hanum pun mengamati sekelilingnya. Menyaksikan barisan kereta yang akan hancur dan dirinya sendiri terperangkap dalam cengkeraman maut, dia pun menguatkan tekadnya dan mengeluarkan belati untuk bersiap melawan. Dia lebih memilih mati daripada dicemari oleh para bajingan ini! "Maaf, Kak Teguh ..." "Hanum nggak sanggup menunggumu lebih lama lagi ..." Hanum memejamkan matanya dan bergumam pelan, bersiap untuk mengakhiri hidupnya. Saat berada di ambang kematian! Wushh! Tiba-tiba, sebuah tangan yang kekar mencengkeram pergelangan tangan Hanum. Seketika, terdengar suara yang dikenalnya. "Jangan takut, aku ada di sini." Suara ini ... Hanum tersentak kaget dan langsung membuka matanya. Sosok rupawan yang berdiri di depannya itu terasa begitu familiar, menghantui mimpi dan pikirannya. Ternyata itu adalah Teguh! "Kak Teguh ..." Saat itu, Hanum tak kuasa membendung air mata yang mengalir deras di pipinya.

© NovelRead, hak cipta dilindungi Undang-undang

Booksource Technology Limited.