NovelRead
Buka aplikasi Webfix untuk membaca lebih banyak konten yang luar biasa
Legenda Raja SerigalaLegenda Raja Serigala
Oleh: NovelRead

Bab 194

Di kediaman Keluarga Yulianto. Pada saat Teguh tiba, semua anggota Keluarga Yulianto sudah berkumpul. Melihat Teguh datang, Rina tanpa sadar menghela napas dengan suara rendah. Tatapan Rina juga sangat rumit, dia sudah tahu tentang kejadian Xeno yang dibuat tidak sadar oleh Teguh. Tapi kali ini. Rina tidak mengeluh tentang Teguh yang membuat Xeno koma. ... Apalagi memang Xeno-lah yang pertama kali menculiknya dan dengan jelas menyatakan niatnya untuk menyerang Keluarga Yulianto dan Grup Jagaraga. Jelas-jelas Xeno yang memulai masalah. Dan jika tidak ada Teguh saat itu, Keluarga Yulianto sekarang entah sudah menjadi seperti apa. "Teguh." Rina berkata dengan sangat khawatir. "Mungkin akan sulit bagi Keluarga Yulianto untuk melewati rintangan kali ini, tapi aku punya ide." "Kamu sebaiknya ke luar kota dulu sebentar untuk menghindari masalah." Teguh berkata dengan tidak setuju, "Nggak ada yang perlu dihindari." Sebuah keluarga kecil dari ibu kota provinsi membuat Raja Serigala menghindar ... Kalau tersiar kabar, bisa diketawakan orang-orang! Rina memandangnya dengan tatapan tajam dan berkata dengan serius, "Teguh, jangan bersikap keras kepala seperti ini, kali ini target Keluarga Yulianto adalah kita." "Kamu sudah membuat Xeno nggak sadar, mereka juga nggak akan membiarkan kamu begitu saja." "Tapi, asalkan kamu bisa menghindari mereka untuk sementara waktu dan membuat mereka nggak bisa menemukanmu, setelah beberapa waktu dan masalah di sini selesai, kamu akan aman." "Aku sudah pikirkan tempatnya, kamu bisa pergi ke tempat gurunya Sarah, di sana sangat aman." Sambil berbicara, Rina mengedipkan mata ke arah Sarah Wijayanto. Sarah mengangguk kecil kepada Teguh. Masalah ini sangat kacau. Teguh benar-benar tidak ingin pergi. "Kalau aku pergi ... Kakek Yoga, apa yang akan kalian lakukan?" Teguh melihat ke arah Yoga, karena pendapat Yoga tetap harus dipertimbangkan. "Aku ... " Yoga tersenyum getir dan menghela napas, "Teguh, abang sulungku sudah mengincarku sejak aku gagal merebut posisi kepala keluarga, dan dia sudah lama menunggu hari ini." "Aku dan juga Keluarga Yulianto di Kota Senggigi, tidak akan bisa menghindar." Teguh baru mau berbicara. Ketika Yoga melanjutkan, "Tapi kamu berbeda, mana mungkin aku tega membiarkan kamu terlibat dalam urusan Keluarga Yulianto?" "Dengarkan saran Kakek, kamu lebih baik pergi dari sini dulu." "Pergilah ke gurunya Sarah dan kembali ke sini setelah keadaan sudah aman." Berhubung Yoga juga sudah berkata seperti itu, maka Teguh hanya bisa menyetujuinya. "Baiklah, kalau begitu aku akan pergi dulu untuk bersembunyi." "Tapi ... " "Kalau terjadi apa-apa, Kakek Yoga, telepon aku." Yoga tidak membantah dan berkata, "Cepat pergi." Teguh tersenyum getir dan hanya bisa naik ke mobil Sarah. Meskipun dia pergi, setidaknya masih ada Bayangan yang membantunya memantau situasi. Seharusnya tidak akan ada masalah besar. Sarah menginjak pedal gas dan dengan cepat meninggalkan kediaman Keluarga Yulianto, menghilang di ujung pandangan semua orang. Saat itu, hati Rina sangat kacau. Dia tidak tahu apakah dia harus merasa kehilangan atau bersyukur. Di dalam mobil. Sambil mengemudi, Sarah tiba-tiba bertanya, "Pak Teguh, Keluarga Yulianto dan nona muda tidak akan terkena masalah, 'kan?" Tatapannya tertuju pada Teguh seolah-olah ingin membaca pikiran Teguh. Teguh tetap tenang dan menjawab dengan cuek. "Jangan lihat aku, lihat jalan." Sarah langsung tercekat, tetapi dia sudah mendapatkan jawaban dalam hatinya. Teguh masih bisa tenang seperti ini, pasti karena dia sudah memperhitungkan segalanya dari awal. Meskipun menurut Sarah, Teguh tidak akan bisa bertahan di bawah tekanan Keluarga Yulianto dari ibu kota provinsi. Namun hal ini membuat Sarah semakin penasaran. Teguh Laksmana ... Siapa sebenarnya orang ini? Teguh tidak takut pada tekanan Keluarga Yulianto dari ibu kota provinsi, dari mana asalnya orang ini sebenarnya? Aduh. Terlalu menakutkan. Untungnya, saat ini Teguh bukan musuh nona muda. Semoga juga bukan musuh untuk selamanya. Mobil dengan cepat meninggalkan kota dan berhenti di tengah hutan gunung karena tidak ada jalan lagi, hanya ada satu baris tangga batu.

© NovelRead, hak cipta dilindungi Undang-undang

Booksource Technology Limited.