Bab 1106
Begitu kata-kata provokatif Noah bergema di udara.
Semua orang di area serentak menoleh ke arah Teguh.
Terutama Xena.
Xena baru kehilangan kakeknya, menusuk Teguh dengan pedang, lalu teringat akan sikap dingin Teguh saat mengakhiri hubungan keduanya. Karena itu, luka hatinya masih terasa perih.
Namun, saat ini dia tak kuasa menahan diri untuk tidak melihat ke arah Teguh. Tatapan matanya tampak rumit. Bibirnya terlihat agak terbuka, seakan-akan ingin mengatakan sesuatu, tetapi tidak bisa.
Sesaat kemudian, Teguh memberi tanggapan.
Sebuah tombak panjang melesat bagaikan meteor, secepat kilat mengincar dada Noah.
Itu adalah Tombak Kijang Perak.
Menghadapi tantangan Noah, Teguh tak menunjukkan kelemahannya sedikit pun. Dia memilih untuk menanggapi dengan cara yang tegas dan penuh semangat.
Klang!
Ketika tombak panjang itu melesat ke arah dadanya, Noah mengumpulkan energi yang luar biasa untuk memperkuat Pedang Air Mata Kuning miliknya. Mengayunkannya sekuat tenaga dan membelah tombak Teguh

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi NovelRead untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda