Bab 295
Setelah melihat mobil Dean pergi, Merry kembali ke kamarnya.
Ruangan itu gelap gulita. Ketika Merry hendak menyalakan lampu, tiba-tiba dia melihat cahaya merah redup muncul dari kegelapan.
Pada saat yang sama, terciumlah bau asap.
Merry refleks menekan saklar di dinding.
Seorang pria jangkung dan tampan bersandar di sofa, menggenggam sebatang rokok di antara jari-jarinya yang terkepal erat. Asap putih yang berarak bagaikan awan menyelimuti wajah tampan pria itu, membuatnya tampak samar dan tak jelas.
"Kapan kamu pulang?" Merry refleks mengernyit. "Kok nggak menyalakan lampu?"
Garis wajah Shayne begitu tajam dan tegas, benar-benar sempurna.
Ekspresi maupun sorot tatapan Shayne tampak begitu dingin dan tajam menusuk.
"Ke mana saja kamu baru pulang selarut ini?" Shayne balik bertanya dengan dingin dan datar.
Tidak peduli seberapa lambannya Merry, tentu dia masih bisa merasakan suasana dingin itu.
Merry pun mengernyit, tetapi tetap menjawab dengan jujur, "Aku makan malam dengan Kak Dean."

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi NovelRead untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda