Bab 156
Handuk itu jelas berada dalam jangkauannya, tapi Merry tidak bisa meraihnya.
Setelah muntah, rasa tidak nyaman Merry langsung mereda, tapi kepalanya masih berputar-putar karena pusing.
Bahkan membilas wajahnya dengan air tidak membuatnya sadar, malah membuatnya semakin bingung.
Shayne tahu Merry masih mabuk, jadi menggendongnya kembali ke tempat tidur dan dengan hati-hati menyekanya dengan handuk hangat.
Bulu mata Merry sedikit bergetar, perlahan membuka matanya.
Matanya yang tidak fokus bertemu dengan tatapan tajam pria itu. Seolah mengenalinya, Merry tanpa sadar berbisik, "... Shayne?"
Tangan Shayne berhenti, pupil matanya segelap malam, samar-samar berkilau dan terlihat hangat.
Merry menatapnya dengan linglung, merasa bahwa mata di hadapannya bagaikan lautan bintang, luas dan dalam, dengan kelembutan yang belum pernah dilihatnya sebelumnya.
Merry tiba-tiba teringat bagaimana pria itu menyelamatkannya saat jatuh ke air.
Saat membuka mata, Merry menatap mata hitam tanpa dasar itu.
Saa

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi NovelRead untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda