Bab 481 Adegan Pertarungan Brutal
Tak lama kemudian terdengar suara sekelompok orang yang melompat untuk menghalangi jalan Miles. Tatapan menindas yang mereka tujukan pada Zayn dipenuhi dengan amarah. Dengan sekali lihat, Zayn dapat mengetahui bahwa mereka bukanlah orang baik, tetapi mereka masih sekelompok petarung profesional dengan keterampilan yang luar biasa.
Zayn bisa merasakan kekejaman dan kekuatan besar yang terpancar dari tempat itu. Meskipun demikian, dia tertawa terbahak-bahak dan menantang, “Membawa tumpukan sampah yang tidak berguna kemana-mana, dan kau masih punya nyali untuk mencari masalah denganku?"
Siapa pun bisa merasakan kehadiran aura dominan yang memancar dari tubuh Zayn—yang menyelubungi dirinya seperti sebuah badai angin. Itu luar biasa menakutkan.
Tatapannya berubah sangat dingin saat dia kehabisan semua keceriaannya. Dia menunjukkan mata seorang pembunuh yang ingin membasmi semua makhluk hidup di depannya.
Miles bergidik kaget saat dia menyadari niat membunuh Zayn yang tak dapat disangkal.
Namun, dia segera tenang. Dengan perlindungan bosnya, dia sama sekali tidak perlu takut pada Zayn. Dia menyaksikan bosnya berkelahi dengan orang lain sebelumnya dan bosnya bisa menyaingi karakter utama dalam sebuah film. Bosnya tak tertandingi sehingga Zayn yang menyedihkan hanya akan tersiksa di hadapan bosnya.
Dia sangat ingin dan tidak sabar untuk melihat Zayn memohon ampun sekarang.
"Maju dan habisi dia, patahkan kakinya dulu!" Miles menyampaikan perintahnya. Para petarung profesional yang berdiri di hadapannya mulai bergerak serempak. Mereka menyerang Zayn dan mereka bergerak begitu seragam sehingga orang yang melihat dapat mengatakan bahwa mereka sudah begitu terlatih. Petarung biasa tanpa pelatihan yang menyeluruh tidak akan pernah bisa mengalahkan sekelompok orang-orang ini.
Zayn menunjukkan seringai menghina saat dia melihat sekelompok orang menyerbu ke arahnya. Kemudian, dia melakukan sebuah gerakan.
Dia bergerak dengan sangat cepat. Tatapan Ruby dan Waine menjadi kabur ketika Zayn menghilang tepat di depan mata mereka. Tiba-tiba, mereka mendengar suara pukulan, diikuti oleh tulang yang remuk. Seseorang telah terbanting ke meja makan.
Pria ini telah ditinju oleh Zayn, yang membuat sebagian tulang rusuknya retak. Dia sudah tidak mampu untuk bangun. Dia jatuh ke lantai, berguling-guling kesakitan dan berteriak menahan nyeri.
Zayn benar-benar kehilangan kesabaran kali ini. Ketika dia berada dalam situasi yang sama dahulu, dia tidak akan pernah menyakiti seseorang dengan begitu parah dalam perkelahian. Namun kini, setiap pukulan yang ia lepaskan dan setiap tendangan yang ia lakukan terarah tepat sasaran ke tubuh lawan. Terlebih, dia akan menghajar lawannya hingga tulang-tulangnya patah.
Hanya dalam waktu sekitar sepuluh detik, para petarung profesional yang melindungi Miles telah dikalahkan oleh Zayn. Mereka semua tergeletak di lantai dan tidak mampu berdiri lagi. Mereka kehilangan kemampuan untuk bertarung.
Zayn hanya bisa merasakan seolah-olah sel-sel di seluruh tubuhnya diaktifkan. Dia dalam kondisi yang sangat penuh semangat namun dengan tatapan sedingin es dan dipenuhi dengan niat membunuh ketika dia menatap lekat-lekat ke arah Miles.
Miles merasa kulit kepalanya mati rasa karena ketakutan. Dia merasa seolah-olah jatuh ke dalam lubang es. Darah seakan berhenti mengalir ke wajahnya seketika sementara tubuhnya mulai gemetar.
Zayn berjalan mendekati Miles selangkah demi selangkah. Setiap langkah yang dia ambil, Miles bisa merasakan tekanan besar terhadap dirinya sendiri. Zayn merasa seolah-olah sedang berjalan di atasnya sampai-sampai dia merasa tercekik.
Zayn berjalan mendekati Miles dan menatap Miles dari atas. "Katakan padaku, bagaimana kau ingin mati?"
Miles gemetar hebat dan giginya bergemeretak keras. Pada saat ini, dia merasa seolah-olah menyadari siapa yang telah dia buat tersinggung.
Dia bisa merasakan bahwa pikirannya telah berhenti juga dan dia belum pernah mengalami perasaan ini sebelumnya.
Sementara itu, suara langkah kaki terdengar dari koridor dan juga suara tepuk tangan. Selanjutnya, seorang pria dengan senyum mengejek di wajahnya datang dan berkata, “Tidak buruk, tidak buruk, kau memenuhi reputasi sebagai putra Orang Suci. Kau memiliki gen yang bagus dan sangat berbakat dalam seni bela diri.”
Pikiran Miles yang sudah terhenti tadi kembali bekerja segera setelah mendengar suara itu. Dia buru-buru menoleh, melihat ke atas dan memohon dengan keras, "Selamatkan aku!"
Zayn menoleh dan memicingkan matanya. “Orang Suci? Apakah itu nama panggilan ibuku di Sicut In Caelo?”