Bab 9
Melisa sudah berada di luar negeri selama tiga bulan.
Selama waktu itu, dia hampir selalu menutup rapat tirai jendela, lalu duduk diam sendirian di dalam kamar, termenung seharian penuh.
Dia tahu, suasana hatinya yang murung itu karena Juna.
Meski pria itu sudah dia buang dari kehidupannya, kenangan mereka terlalu mendalam, terlalu membekas. Bahkan, Juna sudah menjadi bagian dari kebiasaannya.
Yunita pernah mengajaknya keluar untuk makan bersama. Saat mereka sedang menikmati hidangan yang Melisa sukai, tanpa sadar dia menoleh ke sisi kursi yang kosong dan berkata, "Sayang, ini enak. Nanti di rumah tolong kamu tiru resepnya ya."
Ucapan itu membuat Yunita dan dirinya sendiri sama-sama terkejut.
Saat malam tiba, Melisa terbiasa meraih seseorang di sampingnya untuk dipeluk, tapi yang dia genggam hanyalah kekosongan. Dan saat itulah, insomnia kembali menyerangnya.
Pagi hari saat hendak berpakaian pun terasa canggung. Selama ini yang mengurus semua pakaian adalah Juna. Setiap helai baju sela

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi NovelRead untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda