Bab 393
Hujan lebat masih turun di luar jendela. Tidak jauh dari sana ada reruntuhan dan lebih jauh lagi ada langit kelabu tanpa ada ujung.
Jari-jari Walace saling bertautan dengan Giany dan panas di telapak tangannya terasa sangat panas.
Giany tidak ingin bersikap kasar pada orang sakit, jadi dia mengalah saja seperti yang Walace katakan.
Waktu berlalu sangat lambat dan panas di tubuh bukannya menurun, malah meningkat.
Akhirnya Giany menjadi gelisah lagi dan ingin memberinya air.
Walace perlahan membuka mata, tetapi sepertinya masih tidak sadar apa yang terjadi.
"Pak Walace, kita juga nggak tahu ke mana perginya Pak Clark. Biar kuantar kamu pulang dulu. Meski nggak ada obat di tempat tinggalmu, setidaknya kamu akan lebih nyaman berbaring di sana."
Walace malah perlahan melepaskan dasi seolah sangat kepanasan.
Giany buru-buru menutupi tulang selangka Walace dan mengikat dasi kembali.
Biasanya Walace sangat rapi dan teratur, bahkan kancing kemeja akan dikancingkan hingga kancing paling atas.
Gi

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi NovelRead untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda