NovelRead
Buka aplikasi Webfix untuk membaca lebih banyak konten yang luar biasa

Bab 2046 Ulricus Mammet

Setelah menyadari adegan yang terjadi, pendeta wanita, yang tampak berkonsentrasi membakar para mayat dan pasukan ngengat berdarah itu, juga tampak mengerutkan keningnya. Gargamel adalah seorang penyihir yang muncul di era yang sama dengan tuannya, Ulricus. Statusnya di Kuil Palsu dan kekuatan tempur yang dimilikinya cukup setara dengan sang tuan. Bahkan jauh lebih tinggi dari sang pendeta. Penyihir itu tampak marah. Saat monster ini dipanggil, gunung itu tampak diliputi dengan aura yang sangat mengerikan dan tiada habisnya. "Pendeta, jika kau tidak berhenti sekarang juga, jangan salahkan aku karena bersikap kasar kepadamu.” Tubuh Gargamel terus menerus memancarkan aliran aura hitam. Pada saat ini, matanya berubah menjadi hitam. "Hentikan dia!" Peringatan dari Gargamel tidak digubris sedikitpun dari pendeta wanita ini. Dia meningkatkan kekuatan api berwarna putih dengan raungannya yang rendah. Akhirnya Seluruh tumpukan mayat tampak diselimuti kobaran api dan terjatuh ke dalam lautan putih yang tampak menyala-nyala. Mayat yang tak terhitung jumlahnya langsung hangus terbakar. Banyak ngengat darah yang menempel pada tubuh itu juga ikut terbakar dan berhasil dimusnahkan. Jantung Gargamel berdetak cukup keras saat dia menyaksikan kehancuran dari masing-masing pasukan ngengat berdarah miliknya. Dia telah mencurahkan begitu banyak waktu, tenaga, dan pikiran untuk membiakkan hewan peliharaan ini. Ketika hasil perjuangan hidupnya telah dihancurkan, itu membuatnya merasa seperti orang yang sedang kesurupan. Bagaimana mungkin dia tidak patah hati? Monster besar yang dibentuk oleh aura gelap itu terlihat tampak menyerang para zombie-zombie itu saat Gargamel berteriak dengan ganas. Saat pertempuran dimulai, puncak gunung mulai berguncang dengan hebat, hingga pertempuran itu telah berdampak besar pada sekitarnya. Pada saat ini, para zombie telah menguasai kemampuan Demigod, tetapi keempatnya masih merasa kesulitan untuk menghadapi sosok monster yang satu ini. Monster yang menggunakan senjata berbentuk sabit mulai bergerak dengan ganas saat dia mulai menyerang pendeta dan Andraste dengan senjatanya, membuat mereka terbang ke gunung yang ada di belakang mereka. Hasilnya sama seperti jika gunung itu telah berhasil diledakkan, di mana para batu-batu itu terlempar hingga ke segala arah. Para zombie-zombie ini sangat kebal terhadap bahaya serangan fisik biasa. Mereka tampak baik-baik saja meskipun monster itu pada akhirnya menebas dada mereka sendiri. Sebelumnya, Dark Shura dan Sachin juga mengalami hal yang sama. Mereka mungkin tidak dapat mengalahkan monster ini dalam waktu singkat, tetapi mereka dapat menahannya selama mungkin. Dengan demikian, posisi mereka tidak terkalahkan untuk saat ini. Melihat bahwa sang pendeta bersiap untuk membakar semua ngengat darahnya hingga menjadi abu, Gargamel mulai dilanda kepanikan sehingga dia melompat seperti seekor monyet. Dia tidak peduli tentang hal yang lainnya saat dia tengah memanipulasi sosok monster itu dan bergegas menuju pendeta wanita. “Kau telah melakukan kejahatan besar!" Gargamel meraung dengan marah dan meledakkan serangan telapak tangannya ke arah tubuh sang pendeta. Telapak tangan hitam besar yang sudah terkondensasi dalam ruang kehampaan telah diarahkan ke atas dada sang pendeta. Dia tidak bisa menghindari serangan itu dengan tepat waktu dan dipaksa untuk melakukan serangan balik oleh Ledakan yang terdengar cukup keras, dan saat ini dunia tengah berada di dalam kekacauan. Di area di mana keduanya bertarung satu sama lain, terdapat sebuah celah besar yang muncul secara tiba-tiba. Hingga, membuat keduanya mundur beberapa langkah. Gargamel, sudah terlambat! Bahkan jika kau berhasil menghentikanku saat ini, kau tidak akan dapat memadamkan api di gunung mayat ini. Masa-masa sulit telah muncul. Mengapa kau harus terus menimbulkan masalah dan membawa bencana ke dunia ini? Cahaya berwarna kehitaman jelas terlihat keluar dari kedua sorot matanya. Dia membuka mulutnya lebar-lebar dan memperlihatkan seluruh isi mulutnya yang tampak dipenuhi dengan taring yang tajam. "Pergilah ke neraka!" Gargamel tiba-tiba menambah kecepatannya hingga sangat cepat dan meledakkan beberapa serangan secara berturut-turut, dan masing-masing dari serangan itu mengandung kekuatan yang sangat kuat. Meskipun sang pendeta telah melakukan segala daya untuk menahan serangannya, dia masih menerima tamparan yang keras dari Gargamel di dadanya. Seteguk darah segar menyembur keluar dari mulut sang pendeta, tetapi Gargamel tidak berhenti sampai disitu. Dia hanya terus menyerang sang pendeta dengan liar. Pendeta itu mencoba untuk melawan Gargamel meski dia menderita luka yang sangat serius. Seluruh Kuil Palsu bergema dalam ledakan yang tak terhitung jumlahnya. Situasi yang terjadi di ruangan ini mulai menunjukkan retakan yang cukup mengejutkan berkat keduanya. Di dalam Kuil Palsu, orang-orang aneh yang tak terhitung jumlahnya menatap ke arah gunung. Semua orang tampak terlihat sangat serius. Perasaan buruk menyapu batin mereka. Saat Gargamel dan pendeta wanita ini mengalami pertarungan yang cukup sengit di pegunungan, cahaya lampu berwarna kehijauan tiba-tiba melesat ke atas langit dari Kuil Palsu. Saat lampu hijau ini melesat, sebuah pusaran yang besar tiba-tiba terbentuk di atas ruang kehampaan. Pusaran itu dibentuk oleh sekumpulan awan hitam di atas udara. Secara bertahap berubah menjadi sesosok wajah yang besar yang menggantung di atas langit dan menatap semua makhluk yang ada dibawahnya. Semua orang yang berada di dalam Kuil tampak berlutut di tanah dan berteriak, "Salam, Tuan Istana!" Seorang pria paruh baya dengan jubah biru kehijauan dan rambutnya yang panjang dengan sosok fitur tampannya muncul dari dalam Kuil dan melayang diatas udara. Dia mengenakan pakaian dari zaman kuno. Fitur wajahnya terlihat menarik. Ada sebuah tanda vertikal berwarna kehijauan di tengah alisnya. Pria ini tampak seperti karakter yang keluar dari buku komik. "Salam, Tuan Istana." Para pengikutnya masih berlutut di atas tanah dan menyembahnya. Identitas pria ini, dia adalah Ulricus, monster super tua yang telah hidup setidaknya selama tiga ratus tahun, seperti yang disebutkan oleh Xavion sebelumnya. Fungsi fisik mereka akan berkurang secara signifikan seiring bertambahnya usia, melebihi fisik manusia normal pada umumnya. Setelah mereka mencapai usia lebih dari seratus tahun, mereka akan menua secara normal kecuali mereka menggunakan metode tertentu. Bahkan seorang pejuang dunia Mammet seperti Spartacus tidak bisa lepas dari nasib tubuhnya yang menua. Sementara itu, Ulricus telah hidup selama lebih dari tiga ratus tahun, tapi dia masih terlihat seperti pria paruh baya. Pria ini tidak menunjukkan tanda-tanda penuaan, yang pasti akan membuat orang kagum jika mereka tahu bahwa Ulricus tampak melayang di udara. Sosoknya menyerupai seorang Dewa legendaris karena orang biasa memiliki keinginan untuk menyembahnya. Tubuhnya juga tampak diselimuti dengan cahaya berwarna hijau. Dia mengulurkan tangannya dan meraih sesuatu di udara. Wajah besar yang tergantung di atas kepalanya tiba-tiba tertarik dengan hisapan yang kuat. Wajah itu berhasil ditangkap oleh Ulricus dan jatuh ke tanah sampai akhirnya benar-benar menghilang. Ulricus menoleh ke arah gunung yang ada di belakangnya. Kerutan diantara kedua alisnya terlihat semakin kencang. Jejak kemarahan muncul di wajahnya sebelum dia berhasil melintas. Detik berikutnya semua orang tahu, bahwa dia bergegas menuju ke pegunungan dengan kecepatan yang sangat tinggi. Ulricus telah tiba di puncak gunung hanya dalam sekejap saja. Melihat kedua sosok yang masih saja bertarung antara pendeta dan Gargamel, tiba-tiba dia telah berubah menjadi sebuah aliran cahaya dan terbang ke arah mereka.

© NovelRead, hak cipta dilindungi Undang-undang

Booksource Technology Limited.