Bab 2045 Kau Mau Apa?
Kota ini dipenuhi dengan lautan ngengat berdarah yang tampak berkerumun di setiap penjuru. Sosok burung legendaris yang menyala itu mulai mengepakkan sayapnya saat melesat menuju kearah pasukan ngengat dan memusnahkan mereka secepat mungkin. Xavion berkata, "Kekacauan yang menimpa dunia ini telah diprediksi sebelumnya.”
Hanya masalah waktu untuk dapat memiliki buku kelima. Dalam hal ini, mari kita coba yang terbaik untuk membantu para penduduk desa ini untuk menyingkirkan makhluk kecil yang sangat brutal ini. "Kau telah mengklaim bahwa ngengat darah ini berasal dari Kuil palsu," Tyr tampak menunjukkan sesuatu.
"Ngengat darah ini tidak akan sepenuhnya berhasil diberantas jika kita tidak bisa mengatasi akarnya dan menghilangkannya dari tempat ini. Tyr, jika ibumu berhasil mengingatmu, dia pasti akan menghentikan semua bencana ini," kata Xavion saat dia menunggangi Burung Phoenix yang semakin jauh bergerak ke atas langit malam, di dalam Kuil tampak sosok Gargamel yang masih duduk bersila di tengah-tengah altar, dikelilingi oleh keanehan dan ketakutan.
Dia terus-menerus memanipulasi ngengat darah yang tak terhitung jumlahnya untuk terbang keluar dari gunung mayat. Jumlah mereka cukup besar sehingga bisa menutup sebagian dari langit. Nyatanya, ngengat darah Gargamel sudah cukup untuk mendatangkan malapetaka di bumi ini. Dia hanya menolak untuk menghentikan langkahnya ini.
Gunung itu tampak dipenuhi dengan bau yang cukup menyengat. Kulit kepala seseorang akan mati rasa saat melihat gunung mayat yang mengerikan berada di dataran yang rendah, yang telah berubah menjadi api penyucian. Pendeta, yang saat ini berada di dalam Kuil, perlahan-lahan mulai memperbaikinya, menatap tajam ke arah gunung.
Dia ingat pemandangan yang dia pernah lihat sebelumnya setelah menuruni gunung di siang hari. Saat dia menatap keatas langit yang tampak dipenuhi dengan ngengat darah, kerutan yang ada di wajahnya semakin dalam. Ingatannya kadang-kadang dipenuhi dengan kenangan lama yang tampak seperti ingatan yang terbagi hingga berkeping-keping, menyebabkan wanita berhati dingin itu berubah secara drastis.
Pada detik berikutnya tampaknya dia telah membuat keputusan yang cukup penting pada detik berikutnya. Selanjutnya, sang pendeta memutuskan untuk pergi menuju ke atas gunung. Para zombie yang bergerak membawa kursi tandu mulai berjalan ketika dia meninggalkan halamannya. Kursi tandu dengan pusaran energi vitalitas mulai menyapu di bawah kaki mereka saat mereka berlari menuju ke atas pegunungan.
Ribuan ngengat darah yang telah menutupi sebagian dari permukaan langit. Pendeta itu mulai menyingkap tirai kursi tandu saat wajahnya terlihat semakin murka. Dia membuat gerakan yang ajaib dengan kedua tangannya secara Tiba-tiba, sinar cahaya berwarna putih mulai meletus ke arah pasukan ngengat darah yang masih berterbangan di atas langit, sejumlah besar ngengat darah itu mulai bergerak turun dari langit, seolah-olah mereka telah terhalang oleh silaunya cahaya berwarna keputihan? Altar, tempat dia duduk bersila, sosok Gargamel tiba-tiba membuka matanya. Jejak keganasan dan kemarahan muncul di wajahnya, yang ditutupi dengan kerutan dan kista yang sangat dalam. Tak jauh dari posisi altar.
"Pendeta, apa yang kau lakukan?" Ketika dia melihat bahwa pendeta itu membunuh hewan peliharaannya, Gargamel jelas merasa jengkel. Dari dataran rendah, yang dipenuhi oleh mayat yang berserakan. Dia merentangkan kedua tangannya, dan kilatan cahaya berwarna putih tiba-tiba meletus dari tubuhnya saat dia melirik gunungan mayat yang menumpuk di atas permukaan tanah. Hentikan? Melihat kejadian itu, Gargamel mulai berubah menjadi cemas dan berlari cepat ke arah pendeta.
"Gargamel, ngengat darah yang kau lepaskan sebelumnya sudah cukup untuk membawa kekacauan ke dunia. Hanya masalah waktu sebelum buku itu lahir. Apakah kau berniat untuk melenyapkan dunia ini?"
"Bagaimana kau bisa berkata seperti itu?" Kesan bahwa pendeta wanita itu adalah wanita yang tak berperasaan yang hanya mengikuti perintah dari Ulricus
Apakah dia merasa kasihan pada manusia yang menjalani kehidupan yang mirip dengan seekor semut? Pendeta itu benar-benar bersungguh-sungguh dengan ucapannya. Seperti yang dibuktikan dengan tindakannya, dia tidak hanya memanggang Gargamel dia bersiap untuk menggunakan kekuatannya untuk menghancurkan ngengat darah yang dengan susah payah dibesarkan oleh Gargamel.
Cahaya putih terus bersinar cemerlang. Setelah, itu dia berubah menjadi semburan api berwarna putih. Kecemasan Gargamel semakin mendalam. Dengan cepat dia telah berubah menjadi aliran cahaya saat dia berlari menuju pendeta wanita dengan kecepatan tinggi.
Sebelum dia berhasil bergegas berlari kearah sang pendeta, zombie-zombie itu telah menghalangi jalan Gargamel. Lapisan aura hitam tampak bermunculan dari tubuhnya. Namun, zombie-zombie itu hanya bisa mematuhi perintah sang pendeta. Mereka mulai mengabaikan perintah dari Gargamel. Kekuatan jahat tampak meledak keluar dari tubuh Gargamel.
Tubuhnya, seolah-olah telah diserang oleh sosok iblis yang sedang membuat gerakan mengancam. Namun, keempatnya masih berusaha dengan keras kepala menghalangi jalannya. Cahaya putih yang tampak terang terus menerus menyemburkan cahayanya dari tubuh sang pendeta wanita. Semburan api berwarna keputihan yang dia hasilkan dengan cepat melesat berbahaya ke arah gunung mayat. Krak! Saat mayat pertama bertemu dengan api itu, terdengar suara berderak dengan keras. Kobaran api berwarna putih ini memiliki dampak yang sama, dan bentuknya identik dengan api yang lainnya. Semuanya sama kecuali api berwarna putih ini memiliki suhu sedikit lebih tinggi suhu dan warna yang berbeda dari nyala api lainnya.
Tak lama kemudian, mayat ini benar-benar terbungkus oleh cahaya api berwarna keputihan dan terbakar. Gunungan mayat itu sepertinya telah disiram oleh cairan bensin. Lautan kobaran api putih mulai menyala tiada henti.
“Hentikan! Hentikan sekarang juga!” Melihat kondisi yang tampak keos ini, Gargamel tampak melompat-lompat gugup layaknya seperti anak kecil yang tengah merajuk karena mainannya telah dihancurkan. Zombie itu telah memblokirnya. Sulit baginya untuk dapat menembus garis pertahanan mereka.
"Pendeta, kau benar-benar sudah gila!" Dark Shura dan rekan-rekannya mulai mengayunkan tinju mereka dan langsung menghancurkan hantu yang dilepaskan oleh Gargamel. Sangat tragis raungan yang terdengar dari mulut pria itu. Detik berikutnya, aura hitam yang tak berujung keluar dari dalam tubuhnya, dan aura gelap yang berkumpul di depannya mulai mengeras dengan cepat dalam sepersekian detik saja, tubuh setan hitam itu sangat besar dan ketinggian bisa mencapai sekitar tiga meter, bergema di seluruh pelosok pegunungan.