Bab 2040 Xavion Summers
"Itu dia! Itu dia... Dia ada di sini! Wakakakaka! Akhirnya dia ada di sini!"
Dia berlari keluar dari istana dengan sangat bersemangat dan berhenti di hadapan sang pendeta. “Pendeta, keempat buku sihir itu ada di sini!”
"Apa maksudmu?" Pendeta itu terkejut.
"Aku telah membuat kesimpulan bahwa para prajurit yang kau temui sebelumnya telah memiliki empat buku sihir di tubuhnya," ucap Gargamel. "Seseorang dikatakan bisa menjadi Dewa dengan mengumpulkan kelima buku sihir. Manuskrip Penyiksaan akan segera lahir. dari buku sihir itu akan mengikuti tren dan muncul di sini. Sekarang, mereka semua ada di sini.”
"Mengikuti tren?" Pendeta itu tidak begitu mengerti. "Jadi, orang-orang yang aku temui itu datang ke sini untuk mendapatkan kitab yang kelima?"
"Bingo! Mereka pasti datang dari dunia luar untuk mencari naskah itu," ucap Gargamel dengan anggukan kepalanya. "Tapi bagaimana mereka bisa menyaingi kekuatan pimpinan kita dengan kekuatannya di Alam Mammet? bekerjalah untuk pemimpin kita."
"Era yang bergejolak belum juga muncul. Tidak mungkin rasanya buku itu akan lahir secepat ini," kata sang pendeta.
"Tenang!" Gargamel mengumumkan dengan sangat percaya diri. "Aku punya rencana cadangan. Bahkan jika kau gagal menyelesaikan tugasmu, serangga darah yang ada padaku dapat membawa kekacauan ke dunia dan menakutkan bagi yang lainnya.”
"Pendeta, waktumu sudah hampir habis. Aku harus melanjutkan penelitian ku tentang serangga darah itu. Kau harus kembali dan beristirahat. Kau juga dapat menyerahkan tugas membawa kekacauan ini kepadaku." Setelah itu, Gargamel berjalan dengan sangat antusias.
Pendeta itu sedikit mengernyit dan dia juga memutuskan untuk pergi ke kediamannya. Setelah kembali ke kediamannya sendiri, dia tidak langsung kembali ke kamarnya untuk beristirahat. Sebaliknya, dia berdiri di halaman rumahnya dengan perasaan linglung.
Dia merasa tidak nyaman sejak dia kembali dari Kuil. Suara Tyr masih terus bergema di dalam benaknya. Sosok pria itu cukup menarik perhatiannya, tapi dia tidak bisa mengingat siapa dirinya.
Sebaliknya, Dark Shura, Sachin, Pendeta, dan Andraste tampak berdiri dengan tenang di keempat sudut halaman seolah-olah mereka adalah empat buah patung yang tak bergerak. Yang bersikap patuh kepada pendeta wanita itu.
Bulan purnama menggantung tinggi di langit saat malam mulai menjelang tiba.
"Siapa di sana?" Pendeta itu tampaknya telah menemukan sesuatu. Dia berbalik dan menghadapi bagian barat halaman rumahnya dengan jeritannya yang melengking itu. Begitu suaranya terdengar, dia meledakkan telapak tangannya ke arah itu. Seketika, serangan itu memperlihatkan sosok Seorang pria yang bergerak dengan cepat dan muncul di halaman.
"Kau lagi!" Pendeta itu mengerutkan kening ketika dia melihat sosok tamu yang tak diundang itu.
Ini bukan pertama kalinya dia bertemu dengan pria ini.Meskipun pendeta itu merasa bahwa pria ini tampak akrab dengannya, namun dia selalu mengatakan sesuatu yang aneh padanya setiap kali mereka bertemu.
Tamu tak diundang itu adalah seorang pria berusia tiga puluhan, mengenakan pakaian hitam dengan rambutnya sebahu, terlihat heroik dan tampan, dan dia mirip dengan karakter pesilat dari buku komik.
"Bibi Lydia, apakah kau sudah bertemu dengannya?" Anehnya, mengapa pria itu benar-benar memanggil pendeta itu sebagai Bibi Lydia.
Pendeta itu sedikit mengernyit dan bertanya-tanya, "Mengapa kau memanggilku dengan nama aneh itu setiap kali kita bertemu?"
"Itu karena kau bibiku. Namamu adalah Lydia Alroy," jelas pria itu.
"Kau adalah putri kesayangan dari keluarga Alroy dan anggota dari Keluarga Kerajaan Ibukota Kekaisaran. Kemudian, kau menikah dengan keluarga Summers di Utara dan dijadikan istri dari Draco Summers. Namaku Xavion Summers, dan Tyr Summers kebetulan adalah sepupuku, itu mengapa aku menyebutmu sebagai Bibi Lydia.”
Ternyata pria ini adalah Xavion, sepupu kesayangan Tyr.
Tyr pernah mengalami intimidasi dan penghinaan di rumah sebagai seorang anak kecil. Hanya sepupunya, Xavion dan Shaun, pejuang paling kuat di keluarga Summers, yang menunjukkan perhatian tulus padanya. Tyr sangat dekat dengan Xavion sejak dia masih kecil dulu. meninggalkan rumah untuk mencari kakek mereka, Keane.
Anehnya, Xavion benar-benar muncul di dunia ini.Selain itu, dia sepertinya telah hidup di dunia ini untuk waktu yang cukup lama, mengingat kondisi yang telah terjadi hingga saat ini.
"Xavion, aku tidak ingat apapun yang baru saja kau katakan."
Pendeta itu tiba-tiba menyerbu dengan kejam. Dia bergegas menuju Xavion dan mencengkeram lehernya. "Aku sudah memberitahumu untuk terakhir kal, jika kau terus muncul di sini dan memberitahuku semua omong kosong ini, maka aku akan membunuhmu!"
Menghadapi serangan pendeta, Xavion tidak mengelak atau bahkan melawan, dia hanya membiarkan Lydia mencengkeram lehernya.
"Bibi Lydia, apakah aku benar-benar berbicara omong kosong? Bukankah jawabannya sudah ada di hatimu? Dulu, kau bunuh diri karena kau mengalami siksaan yang dapat membuatmu frustasi, tapi karena karakteristik fisikmu yang unik, Ulrikus mengirim seseorang untuk mengungkap tubuhmu dan menghidupkanmu kembali dengan menggunakan sihir mistis.
"Sejak saat itu kau telah memainkan peran sebagai pendeta wanita kuil palsu. Kamu tidak pernah menua sehari pun selama dua dekade terakhir. Selain itu, Ulrikus juga menemukanmu keempat orang ini. Bibi Lydia, apakah kau tahu alasan sebenarnya kenapa Ulrikus menyelamatkanmu? Apa kau benar-benar berpikir bahwa dia akan melakukannya untuk kebaikanmu sendiri? Sejak awal… Dia hanya memanfaatkanmu saja."
“Aku tidak mau mendengarkan omong kosongmu!” Dengan lambaian tangannya yang secara tiba-tiba, pendeta itu melemparkan tubuh Xavion.
“Bibi Lydia, aku mengatakan yang sebenarnya!” kata Xavion setelah batuk beberapa saat.
"Kau tidak benar-benar dibangkitkan dari kematian oleh sihir Ulrikus. Dia telah mencabik-cabik jiwamu dan mengacak-acaknya sebelum memasukkannya kembali ke dalam tubuhmu. Saat ini kau adalah Zombie, yang berarti kau bukan lagi manusia." Satu-satunya hal yang membuatmu berbeda dari yang lainnya adalah bahwa kau masih memiliki kesadaran dan kebijaksanaan spiritualmu sendiri. Kau tidak akan dapat bereinkarnasi setelah kematian. Sebaliknya, kau akan menghilang begitu tubuhmu hancur.
"Ulrikus adalah zombie sama sepertimu. Dia ingin menjadi seorang Dewa melalui kelima buku sihir itu. Namun sayangnya, zombie tidak memiliki kelima elemen dan tidak termasuk salah satu dari tiga alam yang ada. Ulrikus tidak memiliki lima elemen karena dia adalah seorang zombie, dan dia juga tidak memiliki takdir untuk dapat mengumpulkan buku-buku itu."
Dia memintamu untuk membantunya menemukan empat sosok mayat untuk disempurnakan menjadi zombie hanya karena masalah ini. Ketika waktunya sudah tiba nanti, tentunya mini termasuk dirimu, kalian berlima akan segera menjadi kelima elemen zombie. Dia akan mengambil nasibmu untuk menebus kesalahannya." Segala kekurangannya, akan dia tambahkan dengan menggunakan buku sihir untuk menerobos masuk ke alam Dewa.
“Aku tidak mengerti apa sebenarnya yang ingin kau katakan.” Pendeta itu menggelengkan kepalanya berulang kali.
"Sebaiknya kau segera pergi atau aku akan membantaimu. Aku akan menuruti permintaan tuanku bahkan jika itu artinya dia akan mencabut takdirku dan mengorbankanku dalam proses itu."