Bab 1637 Namanya Dillon White Dan Dia Adalah Paman Kesembilanku
Tyr menjawab, “Asosiasi Suci adalah sebuah grup komunitas yang sama-sama menaungi keberadaan Dark Shura sebelumnya. Aku bersama dengan sahabatku telah berhasil mengeluarkan penjaga dan juga para petinggi para Asosiasi Suci di makam Pahlawan Pedang pada saat itu.”
“Awalnya, aku sempat berasumsi bahwa situasi ini sudah berakhir setelah kami berhasil menyingkirkan para Pendeta itu. Aku tidak pernah berharap jika temanku itu akan bersikap brutal. Bahkan dia telah bertindak lebih jauh dengan merampok benda-benda milik organisasi ini.”
Tatapan mata Tyr masih tertuju pada barang-barang berharga yang berada di atas geladak kapal. Dia telah mengenali sosok pria berpakaian putih itu sebagai temannya.
Terlepas dari kenyataan bahwa pria itu terlihat sangat pendiam dan sepertinya dia mengalami kesulitan untuk mengekspresikan dirinya, terlepas dari apa yang telah dia lakukan hari ini untuk Istana Regal, jelas bahwa pria ini telah menganggap Tyr sebagai teman sejati. Terlebih lagi, dia merupakan sosok pria yang sangat bijaksana dan tahu apa yang dibutuhkan oleh Tyr saat ini.
Tidak diragukan lagi bahwa tindakan pria itu merupakan bantuan yang datang disaat waktu yang tepat bagi Istana Kerajaan.
"Bisakah kau memberitahuku namanya?" tanya Clifford.
“Sampai saat ini aku belum mengetahui namanya,” jawab Tyr sambil menggelengkan kepalanya. “Tapi aku yakin Olympias pasti sudah mengenalnya. Nah, kalian harus mengumpulkan orang-orang itu untuk datang ke sini dan memindahkan barang-barang berharga ini kedalam di pulau secepat mungkin. Selanjutnya, kau harus memberikan sebagian kepada orang-orang yang membutuhkan dan sisanya bisa kau simpan. Semua ini akan menjadi warisan bagi Istana Kerajaan di masa yang akan datang.”
"Oke!"
Clifford dan Juan Yates mulai membuat rencana untuk memindahkan harta karun yang ada di atas geladak kapal. Tyr, sebaliknya, langsung bergegas menemui Olympias untuk menanyakan beberapa pertanyaan padanya.
Masalahnya, Olympias dan Jim datang ke arah dermaga bersamaan dengan Tyr, Clifford, dan beberapa anggota lainnya. Saat itu, Olympias sempat tertegun sejenak ketika dia melihat pria berbaju putih tengah berdiri di atas perahu dari kejauhan. Olympias dan Jim langsung bersembunyi di suatu tempat yang letaknya lumayan jauh dan mengawasi keberadaannya dari tempat persembunyian mereka.
"Aku tidak mengira bahwa itu adalah dia."
Olympias merasa seolah-olah semua darah yang mengalir didalam tubuhnya telah membeku saat dia menatap sosok berpakaian putih dari kejauhan.
“Mungkin ini memang sudah takdir. Kita tidak akan pernah bisa tahu kapan dia akan tiba disini. Aku bahkan curiga bahwa kita semua sedang dimanipulasi oleh seseorang yang memiliki kekuatan lebih tinggi, seolah-olah takdir ini benar-benar sudah diatur olehnya.”
"Kenapa kau tidak pergi menemuinya?" Jim berkata sambil meraih tangan Olympias.
"Tidak perlu," gumam Olympias tersenyum pahit sambil menggelengkan kepalanya. “Tepatnya bagaimana kau bisa menemuinya. Jika ada seseorang yang bertanggung jawab atas nasib kita, sudah dipastikan bahwa kita akan bertemu lagi dengannya. Tidak perlu kau temui dia.”
“Sepertinya dia baru saja mengatakan sesuatu kepada Bos, dan itu ada hubungannya denganmu. Apakah kau sudah mendengarnya dengan jelas?” tanya Jim.
Olympias mulai menggelengkan kepalanya dan menjawab, “Bos sedang berjalan menghampiri kita. Dia akan kembali menyampaikan pesan itu kepada kita.”
Pada saat itu juga Tyr berjalan mendekati mereka. Dia merasa lebih yakin dengan teorinya ketika dia melihat Olympias dan Jim benar-benar muncul dihadapannya.
“Temanku yang berpakaian putih itu telah memberikan barang-barang yang sangat dibutuhkan oleh Istana Regal saat ini. Dia juga memintaku untuk menyampaikan pesan kepadamu. Setelah kau kembali ke wilayah ini, sebaiknya kau menemui kakekmu kapanpun kau punya waktu, karena dia sangat merindukanmu.”
Olympias tetap diam.
Tyr, sebaliknya, terus bertanya, “Siapa pria itu, Olympias? Apa hubungannya denganmu?”
Akhirnya Olympias angkat bicara setelah terdiam cukup lama. Masa lalu, yang dia sembunyikan selama bertahun-tahun, akhirnya terungkap juga pada saat ini.
"Dia adalah Paman Kesembilan ku."
"Paman Kesembilan?" Tyr jelas merasa terkejut.
Saat ini Olympias berusia dua puluh enam tahun tahun, sedangkan pria itu berusia lebih dari tiga puluhan. Bagaimana dia bisa menjadi paman kesembilan dari Olympias?
Tyr bertanya, "Paman kandung?"
"Ya, kami terikat oleh hubungan darah."
“Kakekmu adalah sosok pembuat keajaiban, tetapi nenekmu bahkan lebih luar biasa,” ucap Tyr setelah mengalami beberapa jeda.
Olympias hanya bisa menatap Tyr dan menjelaskan, “Dia adalah putra bungsu dari kakekku, anak haram yang lahir dari Kakek bersama dengan seorang pelayan. Namun, pelayan itu telah meninggal saat dia melahirkan.”
"Wow! Kali ini kakekmu terdengar lebih mengesankan.”
"Tyr, teruskan saja ucapan kasarmu itu dan aku akan berhenti berbicara denganmu mulai saat ini juga!" Olympias berteriak dengan keras, merasakan amarahnya yang mulai meningkat.
“Yah, aku hanya ingin sedikit menghiburmu, melihat sikapmu yang saat ini terlihat sangat tegang. Aku pernah masuk kedalam neraka dan kembali bersamanya. Akibatnya, kami berdua telah menjadi dekat. Namun sampai dengan saat ini, aku tidak tahu siapa namanya.”
“Namanya Dillon White. Beberapa tahun yang lalu, aku pernah menyaksikan aksinya melalui berbagai informasi yang diberikan oleh Kerajaan Surgawi. Beberapa orang juga percaya bahwa dia adalah seorang ahli pedang yang hanya lahir sekali per abad di dunia seni bela diri kuno, yang memberinya julukan. Mereka memanggilnya dengan sebutan Pendekar Pedang, Dillon White.”
"Pendekar Pedang, Dillon White."
Tyr terdiam sejenak untuk membiarkan kata-kata itu meresap kedalam ingatannya. Dia harus mengakui bahwa namanya sangat cocok dengan karakter dan gaya pria itu dalam menyelesaikan sesuatu.
“Karena dia berasal dari anak haram, keluarga kami tidak memperlakukannya dengan baik pada saat itu,” lanjut Olympias. “Namun, dia menunjukkan bakat kemampuannya yang sangat luar biasa di usianya yang saat itu masih belia. Jadi, Kakekku telah mengirimnya ke seorang Master atau ahli Kendo untuk belajar teknik pedang. Setelah itu dia jarang sekali kembali ke rumah. Bahkan jika dia kembali, dia tidak akan bersusah payah untuk menemui kami.”
Kemudian dia melanjutkan, “Namun saat itu, dia sangat menyukai anak-anak. Dia sangat menyayangiku, dan dia suka sekali menggodaku setiap kali dia kembali ke rumah. Akibatnya, aku masih memiliki kesan yang mendalam tentang dia. Kemudian aku mencari tahu keberadaannya setelah dia lulus, dan ternyata dia telah melakukan perjalanan keliling dunia untuk mempelajari ilmu teknik pedang.”
Pengalaman Tyr sebelumnya tampaknya memiliki persamaan cerita dengan kalimat yang dilontarkan oleh Olympias. Tidak mengherankan jika orang ini mau menemaninya masuk kedalam makam Pahlawan Pedang. Tujuannya adalah untuk mempelajari teknik pedang dari pahlawan pedang. Prestasinya di bidang ilmu beladiri Kendo memang sangat mumpuni. Pria itu sudah memiliki tempatnya sendiri di dunia seni bela diri kuno di Kerajaan Surgawi.
"Bagaimana denganmu? Mengapa kau pergi ke luar negeri jika kau berasal dari keluarga yang sama dengan Dillon?”
Dalam sekejap, ekspresi wajah Olympias berubah menjadi sedikit suram. Lalu dia berkata, “Ayahku adalah putra kedua dari kakekku. Sejak dia masih kecil, dia memang sudah memiliki kemampuan yang sungguh luar biasa. Anggota keluarga yang lainnya biasanya berasumsi bahwa kakekku akan memberikan peran sebagai pemegang tampuk kepemimpinan keluarga kepada ayahku. Belakangan, orang lain menjadi iri padanya dan memfitnahnya dengan sebuah kesalahan. Dengan demikian, hal itu dapat memicu kemarahan Kakekku. Seluruh keluarga kami telah diusir dan kami memutuskan untuk pindah keluar negeri. Seseorang bahkan terus membuntuti keberadaan kami. Para pembunuh bayaran juga turut mengikuti hingga kami sampai di sebuah negara yang dilanda peperangan.”
Olympias harus berhenti sejenak sebelum melanjutkan ceritanya. “Ayahku telah meninggal karena sakit tak lama setelah kami tiba disini, dan anggota keluarga yang lain satu per satu juga wafat di tengah peperangan. Akhirnya, aku ditinggalkan sendirian di negara yang kacau itu dan berhasil bertahan hidup sampai aku bertemu dengan kalian semua.”
Setelah mengalami masa masa yang sulit dalam hidupnya, Olympias, yang biasanya tampak ceria, kini bersedih dan air matanya mulai mengalir dengan deras. Gadis ini telah berhasil melintasi zona perang seorang diri. Berapa banyak nyali dan tekad yang harus dia kumpulkan untuk bisa sampai ke titik ini?