NovelRead
Buka aplikasi Webfix untuk membaca lebih banyak konten yang luar biasa

Bab 1629 Ini Umpannya

Boom!!! Tyr mendengar suara ledakan dalam otaknya. Pria itu hanya bisa tertawa sambil terus berkata, “Tyr, Mata Iblis itu adalah sebuah penanda batas tentang Gunung Helsby. Bagian depan gunung masih dapat dijamah dengan pihak manusia, sedangkan bagian belakangnya merupakan tempat terlarang. Walaupun pada saat itu kakekmu atau bahkan orang-orang yang pergi sebelumnya ke area gunung, tidak pernah bisa keluar lagi dari tempat itu.” Pada saat ini, Regulus hanya bisa menarik napasnya dalam-dalam dan mengungkapkan, “Mungkin dalam beberapa tahun kedepan, aku akan pergi ke bagian belakang Mata Iblis dan memeriksanya dengan mata kepalaku sendiri. Warisan kuno miliki Kekaisaran Surgawi yang telah ada selama ribuan tahun. Helsby adalah tempat paling misterius yang pernah ada dari seluruh warisan yang dimiliki. Aku masih berharap bahwa aku dapat menemukan rahasia yang dijaga di dalam Gunung Helsby.” Tyr hanya bisa tertegun untuk waktu yang cukup lama sebelum akhirnya kembali tenang. “Saat itu, Kakekmu telah memasuki dunia seni bela diri kuno setelah dia menerima undangan misterius. Apakah undangan itu memintanya untuk menjelajahi Gunung Helsby?” “Tapi kemudian sepupuku, Xavion dan juga guruku, Notus, telaj menerima undangan yang sama seperti yang diterima oleh kakekku. Lalu mengapa mereka tidak mengikuti jejaknya dan memasuki pegunungan Helsby?” Regulus hanya bisa menjawab, “Undangan itu masih menjadi misteri di dunia seni bela diri kuno. Ada delapan Klan Kredo besar di dunia seni bela diri kuno, dan beberapa Sekte besar yang bahkan sudah menjadi warisan peninggalan dari beberapa abad lamanya. Sejauh ini, itu akan tetap menjadi sebuah rahasia, karena undangan itu dikirim oleh organisasi yang tidak dikenal. Banyak sekali tempat misterius yang mirip dengan Gunung Helsby di Kerajaan Surgawi.” Tyr segera menangkap maksud yang ingin disampaikan, "Jadi, sepupuku dan tuanku bisa pergi ke tempat-tempat misterius lainnya?" "Tempat-tempat itu memang disebut sebagai tempat terlarang." Regulus berkata, “Tyr, aku tahu kalau kau benar-benar ingin menemukan kakekmu dan beberapa orang yang kau kenal lainnya, kau tidak boleh gegabah. Tempat-tempat itu bukanlah tempat di mana siapa pun dapat pergi dengan sesuka hati mereka. Sama halnya dengan lokasi yang berada di belakang Gunung Helsby. Ini bukan tempat di mana siapa pun bisa masuk dengan mudah. Ada beberapa tempat terlarang yang bahkan sosok setengah dewa tidak bisa datang dan pergi dengan mudah.” "Aku mengerti." Tyr memejamkan matanya dan merenung sejenak. Kemudian, dia kembali mengajukan pertanyaan yang aneh secara tiba-tiba, "Regulus Senior, apakah kau tahu alam seperti apa yang harus dicapai oleh seseorang agar dia bisa terbang?" Ketika pertanyaan itu keluar dari mulutnya, rasanya semua kepingan salju yang jatuh di antara langit dan bumi tiba-tiba membeku di tempat. Silas bahkan meletakkan alat pancing yang ada di tangannya dan bertanya, “Ty, kenapa kau tiba-tiba menanyakan pertanyaan seperti itu?” Tyr menjawab, “Baiklah, Senior Regulus, tempat terlarang yang kau sebutkan ini mirip dengan Gunung Teror, bukan? Ini adalah sebuah tempat yang pernah aku kunjungi dulu bersama dengan Naga Hijau dan Black Turtle dan itu juga sesuai dengan perintahmu?” Silas menjawab, “Saat itu, aku memang meminta mereka untuk membawamu ke Gunung Teror untuk menemukan obat mujarab agar kau dapat menyembuhkan darah yang mengamuk di dalam tubuhmu. Aku tidak pernah berharap jika kau dapat bertemu dengan orang-orang aneh yang ada di Gunung Teror.” Tyr berkata, “Aku pernah melihat ibuku yang sudah meninggal ada di sana. Saat itu, aku ingin mengejarnya tapi entah kenapa tubuhku terhalang oleh sesuatu. Orang-orang dengan kostum aneh telah mengatakan kepadaku bahwa saya harus terbang jika aku ingin pergi ke sana. Pada saat itu, aku berpikir apa yang mereka katakan sepertinya sangat tidak masuk akal, tetapi sekarang saat aku memikirkannya lagi, kata-kata mereka mungkin saja benar. Regulus Senior, menurutmu alam seperti apa yang dapat menerbangkan tubuh seseorang?” "Aku tidak tahu." Regulus hanya menggelengkan kepalanya dan menjawab, “Kau harus menanyakan pertanyaan itu kepada anggota Setengah Dewa.” "Para anggota setengah dewa?" Tyr tertawa pahit. Regulus kembali melanjutkan, “Kau telah berhasil mencapai Alam Transformasi, bukan? Kau juga adalah seorang pemuda yang benar-benar luar biasa dan kuat. Kau telah memasuki alam itu pada usia yang begitu muda. Kau harus memahami bahwa sebagian besar para pejuang seni bela diri yang memiliki kualitas tinggi bahkan tidak dapat menyentuh ambang batas itu dalam hidup mereka. Namun, jika kau berhasil memasuki Alam Setengah Dewa, tentu saja, kau akan tahu apakah kau memang bisa terbang atau tidak." "Oke." Tyr tidak menyelidiki pernyataan itu lebih jauh. Omong-omong, setelah dia memasuki dunia seni bela diri kuno, Tyr masih memiliki banyak hal yang harus dilakukan. Dia akan disibukkan dengan segala urusan seperti sebelumnya. Pertama-tama, dia harus memimpin Istana Kerajaan untuk mendapat batu pijakan di dunia seni bela diri kuno yang ada di Kerajaan Surgawi dan mengejar puncak yang lebih tinggi. Kedua, dia harus menemukan guru, sepupu, dan juga kakeknya. Dan pada akhirnya, dia juga harus mencari tahu apa sebenarnya yang terjadi dengan ibunya. Semua permasalahan itu harus dihadapi oleh Tyr. Dia adalah satu-satunya orang yang dapat mencari tahu keberadaan mereka. Ketika Tyr kembali ke Kerajaan Surgawi dari Istana Kerajaan di Rayne, dia berpikir bahwa dia hanya perlu memberikan kabar yang tepat kepada istri dan juga putrinya. Dan, dia juga perlu mencari keadilan bagi keluarga Summers. Setelah itu, dia bisa menemani keluarganya menjalani kehidupan yang bebas dan mudah dalam mencari kedamaian serta kebahagiaan. Sayangnya, sepertinya jalan yang akan ditempuhnya masih cukup panjang. Tidak mungkin baginya untuk berhenti selama sisa hidupnya. Saat itu, suara riakan air tiba-tiba muncul di dalam lubang yang ada di depan Regulus. Umpan yang mengambang di permukaan air seketika tenggelam dan masuk ke dalam air. “Umpannya di ambil!” Ekspresi wajah Regulus tampak bersinar. Dia langsung bergegas untuk mengangkat pancingnya dengan paksa, menarik seekor ikan besar ke atas permukaan air. "Kamu benar-benar menangkap ikan besar!" Tyr tercengang ketika dia melihat ikan yang berenang di dalam air es. Sementara itu, Regulus berhasil menyeret sebuah ikan besar itu ke atas danau dan tertawa terbahak-bahak. “Ikan ini beratnya setidaknya dua hingga tiga kilogram. Akhirnya kita punya santapan hidangan utama. Ayo pergi, Nak! Aku akan mentraktirmu makan siang hari ini.” Tyr buru-buru berjongkok dan membantu Regulus untuk membersihkan ikan itu. Tyr masih melihat sosok Beruang Grizzly alias pria bodoh itu masih berenang di dalam danau es sama dalam perjalanan mereka kembali. Dia akan menarik ikan-ikan yang besar untuk keluar dari danau es dan melemparkannya ke pantai dari waktu ke waktu. Sudah ada setumpuk ikan yang besar di tepian danau berkat dari usahanya. Melihat tumpukan ikan yang sangat besar itu dan membandingkannya dengan satu-satunya hasil tangkapannya, kedua pria itu tampak tersipu malu. "Regulus Senior, orang itu telah menangkap ikan jauh lebih cepat darimu," ucap Tyr setelah waktu yang cukup lama. Regulus menatap Tyr dan memakinya, "Ikan yang di tangkap itu tidak enak rasanya dibandingkan dengan ikan yang dipancing, benar begitu?" Setelah itu, dia berteriak pada Beruang Grizzly, yang masih bersenang-senang di dalam dinginnya danau es itu, “Beruang Grizzly, waktunya pulang dan masak.” "Baik, Guru," jawab pria itu dan dia segera keluar dari dalam danau. "Apakah dia baru saja memanggilmu 'Guru'?" Tyr sedikit penasaran. "Apakah dia muridmu?" “Druce adalah orang yang membesarkan Beruang Grizzly. Dia adalah orang yang mengajarinya semua keterampilan tempur yang dia miliki saat ini. Dia telah memanggil Druce sebagai gurunya sejak dia masih kecil. Sebelum Druce berubah menjadi debu, dia meminta bocah itu untuk bekerja denganku. Jadi, bocah itu telah menganggapku sama seperti mantan gurunya dan menyebutku dengan panggilan guru.” ucap Regulus. Berbicara tentang Druce, minat Tyr untuk bertanya lagi tentang sosoknya kembali melonjak. “Regulus Senior, aku ingin tahu tentang satu hal. Mengapa Senior Druce meminta kalian semua untuk menempatkan tubuhnya di depan markas Pasukan Naga alih-alih mengubur tubuhnya? Apa sebenarnya alasan di balik semua itu?” Regulus hanya menggelengkan kepalanya dan menjawab, “Aku tidak tahu. Konon kabarnya bahwa Druce sendiri yang memintanya. Aku juga tidak tahu mengapa dia melakukan hal itu.” “Lalu bagaimana jika dia mati?” Tyr kembali bertanya lagi. Regulus tidak menjawabnya, tanpa sadar dia menoleh untuk melihat ke arah lokasi Mata Iblis. "Apakah kematiannya karena ulah Mata Iblis?" Jantung Tyr berdetak kencang. Regulus menjawab, “Yah, itu bisa saja terjadi, tapi mungkin juga bukan itu alasannya.”

© NovelRead, hak cipta dilindungi Undang-undang

Booksource Technology Limited.