NovelRead
Buka aplikasi Webfix untuk membaca lebih banyak konten yang luar biasa

Bab 1619 Aku Tidak Akan Pernah Meninggalkanmu

“Bos, bukankah semua ini terlalu terburu-buru? Bagaimana kau bisa membuat rencana dadakan seperti ini? ” Naga Gading bermata putih memutar matanya ketas dan mengumpat dengan keras. Sebenarnya gerakannya itu tidak berguna, karena seluruh bola matanya memang berwarna putih. Tyr hanya bisa menegurnya, “Diam! Seorang pria lajang sepertimu tidak dapat memenuhi syarat untuk bisa mengomentari caraku dalam menangani berbagai hal.” Naga Gading bermata putih tampak bingung. "Aku tidak bisa berdebat dengan hal itu!" Clifford yang duduk di sampingnya langsung mengangkat tangannya tanda setuju karena dia merasa khawatir kalau Tyr akan memanggilnya sebagai seorang yang single. Sementara itu, Juan juga mulai mengamati tanggapan orang lain sebelum mengangkat tangannya. “Aku setuju.” Jim Zabinsky dan Olympias White, keduanya merupakan karakter utama dari acara ini, duduk di sampingnya dan saling menatap dengan cemas tanpa bisa berkata-kata. “Tyr, kau bukan ibuku! Kau tidak memenuhi syarat untuk menentukan acara pernikahanku!” Olympias tampak menatap Tyr dengan sorot matanya yang tajam dan menegurnya dengan keras. "Hei... Apakah kau tidak mengerti jika yang aku lakukan ini semata-mata untuk kebaikanmu?" "Tinggalkan aku sendiri." Tiba-tiba, suasana hati Olympias menjadi buruk, dan dengan cepat dia mulai berlari keluar ruangan. Melihat kondisi yang terjadi, Tyr, Clifford, dan yang lainnya hanya bisa tercengang. “Zab tua, gadis pemberontak ini tidak mungkin jatuh cinta dengan orang lain, kan? Atau kau sudah punya wanita lain?” tanya Juan pada kesempatan pertama. Jim menatap Juan dan memakinya, "Apakah menurutmu kita berdua berasal dari rahim yang sama?" “Lalu, mengapa kau tidak segera mengejarnya?” Tyr menendang kursi roda miliki Jim. "Jika kau tidak dapat meyakinkan Olympias pada hari ini dan melamarnya dengan baik, Zab Tua, maka kau jangan kembali lagi menemuiku." Jim selalu menjadi tipe orang yang ceroboh dalam hal percintaan, tapi kali ini dia berubah menjadi sangat tegas. Dia mulai menggerakkan kursi rodanya untuk mengejar Olympias. Olympias tengah berdiri sendirian di sekitar tepi laut. Angin bertiup menerpa rambutnya yang panjang yang menutupi sebagian besar wajahnya. Melihat laut dari arah kejauhan dan sekelompok kawanan burung camar yang terbang rendah diatas langit, jejak kesedihan tampak melintas di wajah Olympias seolah-olah dia tengah memiliki sesuatu di dalam pikirannya. "Bisakah kau membantuku?" Di belakangnya terdengar suara Jim. Ada beberapa endapan lumpur di jalanan yang dilaluinya dan juga beberapa buah batu yang jelas itu akan menghalangi laju dari kursi rodanya. Olympias menoleh dan menatap Jim tanpa bergerak sedikitpun. Jim merasa tidak berdaya. Dia memberikan sebuah isyarat, dan seutas benang tipis yang terhubung langsung ke arah jarum emas yang keluar dari pergelangan tangannya. Dengan keras dia menembus batu besar yang ada di sebelah Olympias. Tidak diketahui bahan apa yang terbuat dari benang itu, tapi yang pasti itu sangat keras. Jim menarik benang tipis itu dan perlahan mendekatkan kursi rodanya kearah Olympias. "Kau sangat merepotkan." Akhirnya Olympias tidak bisa berpaling lagi. Dia berbalik ke arah Jim dan mendorong kursi rodanya ke pantai. Angin laut bertiup sangat kencang dan mengacak-acak rambut mereka. Jim mengulurkan tangannya dan meraih tangan Olympias yang dia letakkan diatas kursi rodanya. “Olympias, kau terlihat sibuk belakangan ini. Apakah ini tentang Istana Regal yang pindah ke Kerajaan Surgawi? Apakah kau enggan untuk kembali ke negara itu?” Olympias hanya terdiam. Jim kembali melanjutkan, “Tetapi kau juga menyadari situasi yang terjadi di Istana Kerajaan, dan kembali kepada Kerajaan Surgawi merupakan satu-satunya jalan keluar bagi kita. Kita tidak perlu terlalu memikirkan organisasi di Dunia Kedua. Namun, kita cukup waspada jika ternyata jumlah mereka lebih dari satu organisasi. Kekuatan Dunia Kedua bukanlah sesuatu yang bisa kita lawan. Mereka tidak menginginkan keberadaan kita untuk terus ada di sini. Tidak ada yang bisa kita lakukan terkait hal itu." Olympias kembali menegur, "Sebenarnya bukan itu yang ada dalam pikiranku." "Lalu, apakah kau tengah mempertimbangkan untuk keluar dari Istana Regal?" Tampaknya pertanyaan Jim telah menyentuh perasaan Olympias yang paling dalam. Hatinya tampak terluka dan menjadi bingung untuk sementara waktu. “Apakah perlu aku jawab? Ini adalah rumahmu. Orang-orang yang ada di sini adalah keluargamu yang sebenarnya. Tidak peduli dengan apa yang terjadi, saudara laki-laki dan perempuanmu akan menjadi orang-orang yang dapat menemanimu dan menghadapi hal baik dan buruk bersama-sama denganmu.” “Aku satu-satunya orang yang ada di seluruh Istana Kerajaan yang mengetahui dengan persis tentang masa lalumu. Bahkan bosku sendiri tidak pernah menyadari akan hal itu, hanya aku yang mengerti perasaanmu, dan kau hanya bisa berbagi semua kepahitan mu denganku. Biarkan masa lalumu berlalu setelah kembali ke Kerajaan Surgawi, lalu bagaimana jika kau harus menghadapinya lagi? Kau harus ingat bahwa kau tidak sendirian.” Olympias menarik napasnya dalam-dalam; air matanya sedikit berlinang. Wanita ini telah dikenal sebagai pejuang transenden wanita nomor satu di Istana Regal. Seorang wanita yang keji dan berada dalam posisi sebagai salah satu dari lima raja di Istana Kerajaan yang sangat kuat sedang meneteskan air matanya saat ini. “Aku tidak bisa melupakannya! Aku juga tidak ingin menghadapinya lagi. Aku benci dengan mereka semua," ucap Olympias. Jim berusaha untuk menghibur, “Setiap orang memiliki pengalamannya sendiri. Bukankah pengalamanmu sangat mirip dengan Tyr? Saat itu, keluarganya telah meninggalkannya dan bahkan menjadikannya seorang pengemis, tetapi dia telah berhasil mengubah taraf hidupnya dan menjadi lebih baik, buka? Dia tidak hanya berusaha untuk memanjat; bahkan dia juga berinisiatif untuk menghadapi mereka dan mendapatkan kembali semua yang seharusnya menjadi miliknya, dan kau… Kenapa kau tidak bisa melakukan hal yang sama?” Olympias mulai menutup matanya. Kenangan yang tak terhitung jumlahnya mulai melintas di dalam benaknya. Setetes air mata bening meluncur dengan deras dari sudut matanya. Tidak peduli seberapa kuat wanita ini terlihat, tidak peduli seberapa dominan sikap, Olympias tetaplah seorang wanita. "Apakah kau lihat kawanan burung camar yang terbang di kejauhan itu?" Jim menunjuk ke arah laut. Pada saat itu, terdapat sekelompok burung camar yang terbang di atas langit. Jim berkata, “Ketika sekawanan burung camar itu terbang hingga ke langit yang biru, membubung tinggi di atas laut, mereka tidak akan pernah tersesat saat bersama dengan pasangannya. Burung-burung ini tidak akan pernah tahu apa itu rasa takut. Yang ada didalam pikiran mereka bahwa mereka dapat menaklukkan langit biru dan juga laut.” “Tapi, begitu seekor burung camar keluar dari barisannya, maka dia akan menjadi kehilangan arah dan tanpa tujuan dan pada akhirnya dia akan benar-benar tersesat di lautan, sampai… Rasa lelah mulai menguasai tubuhnya, dan dia mati karena kelelahan!” Olympias sepertinya menangkap sesuatu dari kata-kata yang dilontarkan oleh Jim. Dia membungkuk secara perlahan, memeluk tubuh Jim dari belakang, dan berkata, "Tapi, aku takut." “Jangan takut!” Jim memeluk Olympias dan mencium bibirnya dengan lembut. Itu adalah ciuman yang bisa bertahan sampai dengan akhir zaman! Tidak tahu berapa lama waktu telah berlalu sebelum keduanya dengan enggan menarik diri masing-masing. Jim memandang wajah Olympias dengan lembut dan berjanji, “Olympias, percayalah! Tidak peduli apa yang terjadi selanjutnya, tidak peduli apa yang akan kita alami di masa yang akan datang, apakah itu gunung yang curam atau lautan api, aku akan selalu berada di sisimu, dan aku tidak akan pernah meninggalkanmu. “Kau tidak akan pernah meninggalkanku!” Olympias tampak bingung. "Betulkah?" "Aku sungguh-sungguh mengatakannya." Jim memasang ekspresi wajahnya yang serius dan benar. Dia hampir saja terdengar seolah-olah dia telah bersumpah kepada para dewa. “Karena kamu akan segera menjadi istriku. Maka kita akan mengikat janji pernikahan dan menjadi tua bersama selamanya.” "Ha ha..." Olympias akhirnya mulai tertawa; manis dan kebahagiaan tampak memenuhi tawanya. Pada saat ini, dia bukan lagi raja yang mendominasi Istana Kerajaan seperti yang sebelumnya; dia adalah seorang wanita, seorang wanita biasa yang tersesat dalam manisnya cinta.

© NovelRead, hak cipta dilindungi Undang-undang

Booksource Technology Limited.