Bab 1683 Sulit dipahami
"Tetua Agung, aku tahu apa yang aku lakukan ini salah, tetapi aku tidak bisa menahan diriku untuk bersabar," tiba-tiba dia menyadari tentang sesuatu.
"Meski begitu, kau masih harus bisa menerimanya." Clovis tiba-tiba berubah menjadi serius. Aura tubuhnya langsung berubah drastis. Aura Clovis tidak dapat diragukan lagi tentunya sangat mengintimidasi, terutama saat mengingat kalau dia merupakan petarung terbaik dari keluarga White.
Jantung Ansel terasa berhenti saat wajah Clovis mulai berubah menjadi lebih serius. Ansel menundukkan kepalanya dan berkata padanya, “Tetua Agung, aku sangat menyesal. Sekarang aku baru menyadari bahwa aku telah melakukan kesalahan.”
"Aku harus mengingatkanmu lagi," ucap Clovis sambil menarik napasnya dalam-dalam. “Kau harus tetap tenang karena saat ini kau berada di titik yang paling kritis. Kau tidak boleh membuat kesalahan. Semua yang Jules lakukan selama ini hanyalah sebuah bentuk tindakan untuk memprovokasi mu. Semakin kau marah, maka kau akan tenggelam dalam perangkapnya.”
“Satu hal, yang harus selalu kau ingat bahwa kau adalah putra tertua, dan wajar saja jika kau akan mewarisi posisi dari patriarki keluarga ini. Jules tidak akan pernah bisa bersaing denganmu.”
“Juga, sebagian besar faksi dalam keluarga telah mendukungmu. Jadi, kau akan mendapatkan dukungan ku dari Dewan Tetua. Oleh karena itu, penerus dari pimpinan keluarga saat ini seharusnya sudah membuat keputusan akhir. Jika selama ini kau telah mengganggu sistem patriarki dan secara paksa telah merubah pikirannya sebelum kematiannya, maka konsekuensi yang akan kau dapatkan tidak akan terbayangkan.”
Ansel merasakan keringat dinginnya mulai mengucur dengan deras di punggungnya.
"Kau harus tahu aturan dari keluarga White sepanjang masa," lanjut Clovis. “Patriarki merupakan pusat dari segala struktur kekuasaan yang ada. Dewan hanya bertindak sebagai penasihat. Pada akhirnya, patriarki akan mempertahankan otoritas terakhirnya. Jadi, jangan menempatkan dirimu dalam situasi di mana kau akan mendapatkan masalah!”
"Aku mengerti, Tetua Agung." Ansel mengangguk dengan hormat seolah-olah dia adalah seorang anak kecil yang tengah dimarahi oleh gurunya karena sifat nakalnya.
"Selama kau menyadarinya," tambah Clovis sambil mengangguk.
Ansel berkata, “Sejak lelaki tua itu mengalami sakit parah, maka dia hanya akan tinggal di Menara Regis pada akhirnya. Dia dirawat oleh budak tua itu. Aku tidak tahu bagaimana situasinya saat ini. Tetua Agung, apakah kau pernah bertemu dengannya di Menara Regis?”
"Semakin tua usia dari ayahmu, maka dia akan semakin keras kepala," ucap Clovis sambil menggelengkan kepalanya. “Dulu saat dia masih muda dia sangat peduli dengan reputasi yang dimilikinya. Sekarang saat waktunya sudah semakin mendekat, mungkin dia tidak ingin melihatnya sebagai pasien yang tengah terbaring dengan lemah. Dia tidak bisa bertemu dengan siapapun, dan aku tidak memiliki kesempatan untuk dapat pergi ke menara juga.”
“Kalau begitu Tetua Agung, menurutmu berapa lama lagi orang tua itu akan hidup…” Di tengah pertanyaannya, Ansel melihat ke arah Clovis yang saat itu tengah memelototinya.
Ansel juga menyadari bahwa dia telah mengatakan kalimat yang salah, jadi dia buru-buru menutup mulutnya. Dalam beberapa hal, Ansel telah memiliki hubungan yang lama dengan Clovis jauh sebelum ayahnya, dan dia sudah menganggap Clovis lebih seperti ayahnya.
“Kau harus kembali sekarang. Ingat apa yang aku katakan kepadamu,” desak Clovis sebelum melanjutkan permainan alat musik kecapinya.
Ansel tampak berdiri dan memberi hormat kepada Clovis. Kemudian, dia mulai bergegas meninggalkan vila.
Clovis terus memainkan alat musiknya sambil menatap sosok Ansel yang mulai menghilang, namun seulas senyuman yang sangat sulit untuk dipahami tampak terlintas di wajahnya.
***
Pada saat yang sama, tuan keempat dari keluarga White, Jules, sudah pergi menuju ke Kota Khanh bersama dengan Ettore.
“Tuan Jules, apakah kau yakin ingin pergi ke Pulau Komodo seorang diri?” Para pelayan yang menemani Jules ke dermaga Kota Khanh sudah menyiapkan kapal untuknya, yang juga telah menunggu Jules di sungai.
Jules hanya mengangguk dan berkata padanya, “Tunggu saja aku di dermaga bersama yang lain. Aku akan segera kembali."
“Tapi aku masih sedikit gelisah. Kau telah menyebutkannya sendiri pada saat itu. Bocah itu, Jehan, tengah pergi ke Pulau Komodo sebelumnya. Dia tidak hanya gagal mengundang Nona Muda Olympias untuk kembali, tetapi dia juga telah dipukuli habis-habisan,” lanjut Ettore.
“Istana Kerajaan, meskipun merupakan organisasi Transenden baru, namun seharusnya dia memiliki banyak pejuang. Kau sangat lembut, dan aku khawatir jika kau pergi ke sana dan bertemu dengan seseorang yang kasar kepadamu, kau tidak akan bisa menanganinya. Izinkan aku untuk menemanimu ke pulau itu.”
"Ettore, aku tidak akan pergi ke sana untuk menghancurkan tempat mereka." Jules hanya bisa tertawa. "Apa ancamannya?"
“Apa lagi Jehan yang tampak selalu arogan dan sangat mendominasi bahkan sejak saat masih kecil. Jika terserah padaku, maka aku akan menemukan seseorang untuk memukulinya juga. Aku mengenal karakter Olympias lebih baik daripada orang lain,” kata Jules sambil melambaikan tangannya.
“Dia memang mirip dengan ayahnya. Jangan lupa bahwa sikapnya memang licik dan nakal sejak dia masih kecil. Kita harus sopan jika kita ingin membawanya kembali. Biarkan aku sendiri. Jika aku membawamu pergi bersamaku, maka aku khawatir hal itu akan merepotkan.”
Setelah itu Jules berhenti untuk tidak mengatakan apa-apa lagi. Sebaliknya, dia hanya berjalan langsung ke atas kapal dan berlayar menuju Pulau Komodo.
Jules meminta sang kapten untuk menghentikan kapalnya ketika mereka berada sekitar belasan kilometer dari Pulau Komodo. Dia menyuruh kapten untuk tetap diam saat menurunkan speedboatnya ke atas permikaan sungai dan berlayar menuju ke Pulau Komodo.
Sepanjang perjalanan, Jules mengamati lingkungan disekitarnya. Semakin dekat dia bergerak ke Pulau Komodo, maka semakin sulit baginya untuk mengontrol perasaannya.
“Jadi ini pulau yang dulu ditanyakan oleh keluarga Meyer dari Pasukan Naga? Saat itu Keluarga Meyer ingin sekali pindah ke tempat ini. Apakah ada rahasia yang tersembunyi di pulau itu?” Jules bergumam pada dirinya sendiri sambil mengamati sekelilingnya.
“Pada saat itu, Pasukan Naga bahkan telah mengabaikan reputasi keluarga Meyer dan menolak permintaan mereka, tetapi pada akhirnya, mereka malah menyerahkan Pulau Komodo kepada Istana Regal. Apa yang telah membuat mereka begitu unik?”
Seseorang yang memiliki identitas seperti Jules jelas adalah seorang pria yang memiliki posisi berpangkat tinggi, bahkan jika dia ditempatkan di dunia seni bela diri kuno dari Kerajaan Surgawi. Jules tidak akan pernah tertarik dengan perkembangan yang ada di dunia fana, tetapi Istana Kerajaan justru telah berhasil menarik minatnya.
Tak lama kemudian, speedboat Jules telah tiba di dermaga Pulau Komodo.
Dermaga tengah dijaga ketat oleh beberapa anggota Istana Kerajaan seperti biasa. Ketika speedboat mulai mendekat, para penjaga mulai bergegas ke arah dermaga secepat mungkin. Mereka menanyakan identitas Jules dan mengatakan kepadanya bahwa dia tidak bisa masuk begitu saja ke dalam pulau yang dijaga dengan sangat ketat. Mereka juga memintanya untuk pergi secepat mungkin.
Di luar sana, Jules tampak seperti seorang pria yang berbudaya, dan dia tidak mewarisi sifat arogan dari keluarga White. Dia berusaha untuk memperkenalkan dirinya, "Aku Jules White dari keluarga White, yang merupakan Kredo dari dunia seni bela diri kuno," ucapnya sambil melambaikan tangannya ke arah penjaga Istana Kerajaan yang ada di depannya.
“Saya minta maaf karena telah mengganggumu, tetapi kedatanganku di sini ingin berbicara dengan keponakanku, Olympias. Mohon sampaikan pesan itu kepadanya atas permintaanku.” Setelah itu, Jules mengeluarkan segepok uang dari dalam sakunya dan memasukkannya ke tangan penjaga Istana Kerajaan terdekat.
"Pengunjung lain dari keluarga White?" seru penjaga itu dengan wajahnya yang terkejut.
Faktanya, karena sifat jahat dari Jehan, anggota Istana Kerajaan ini telah lama dibuat marah oleh perilaku dari keluarga White. Namun, karena Jules telah bersikap sopan kepada mereka, maka mereka berusaha untuk menjaga sikap mereka.
“Kami tidak terlalu peduli dengan hubungan persaudaraan yang kalian miliki. Kau bisa menunggu di sini. Maka aku akan memberitahunya,” ucap salah satu anggota Istana Regal yang sangat terkemuka setelah menolak suap dari Jules.
“Seorang tuan muda dari keluarga White juga pernah datang ke sini dua hari yang lalu untuk mencari Raja kami. Pada akhirnya kami berhasil menghancurkannya, jadi kau harus bisa mempersiapkan diri secara mental. Jika Raja kami tidak ingin melihat keberadaanmu, aku harap kau tidak akan bisa menimbulkan masalah dan segera angkat kaki dari tempat ini.”