Bab 1679 Ansel White
Selain itu, orang-orang yang memiliki bakat yang mirip dengan Torbert adalah hal yang sangat lumrah terjadi di Istana Kerajaan.
Karena saat ini Istana Kerajaan telah berubah menjadi organisasi Transenden, sejumlah besar prajurit tertinggi pasti akan muncul di masa yang akan datang. Lagi pula, mereka tidak memiliki akses untuk memiliki sumber daya seperti itu sebelumnya. Sekarang mereka sudah siap, mereka ditakdirkan untuk menimbulkan sensasi di dunia seni bela diri kuno disaat mereka sudah siap.
Kembali di dalam dasar sungai, tinju yang dilontarkan oleh Tyr dan Torbert akhirnya saling berbenturan.
Seluruh permukaan sungai tampak terguncang setelah merasakan getaran yang hebat, dan pantulan gelombang yang dahsyat seketika terlihat. Seolah-olah sebuah bom berkekuatan besar tengah meledak di dasar sungai, banyak letupan gelembung air seukuran kepalan tangan muncul di seluruh permukaan sungai.
"Mundur! Cepat mundur sekarang juga!”
Banyak orang yang berdiri di tepian sungai mulai menyadari ada sesuatu yang tidak beres disana. Kemudian mereka mulai mundur lebih dari sepuluh meter menjauh dari tepian sungai.
Tiba-tiba, terdengar bunyi ledakan yang keras, membuat debit air sungai meluap hingga membentuk sebuah pilar yang menjulang tinggi ke atas langit. Bahkan ujungnya membentuk sebuah awan yang membumbung tinggi di udara. Seluruh permukaan sungai mulai terbalik saat gelombang air menerjang. Air mengalir ke atas kepala semua orang seperti layaknya air hujan yang turun membasahi bumi.
"Wow, itu ledakan yang sangat kuat!"
Naga Gading bermata putih dan Clifford semuanya tampak tercengang. Mereka menunggu sampai sungai benar-benar terlihat tenang sebelum akhirnya mereka bergegas menuju ke tepian sungai.
Untuk waktu yang cukup lama, tidak ada gerakan sedikit pun yang datang dari dasar sungai. Knucker mulai melompat keatas sungai tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Setelah satu menit berlalu, dia dan Tyr mengeluarkan Torbert, yang telah jatuh pingsan, saat masih berada di dalam dasar sungai.
Semua orang dengan cepat berlari ke arah mereka dan bertanya kepada Tyr tentang situasi yang terjadi.
“Seharusnya kondisinya sudah membaik. Untuk saat ini, biarkan dia beristirahat terlebih dahulu,” ucap Tyr. “Ketika dia terbangun, hubungi saja aku. Sial, sekarang aku harus mandi dan mengganti pakaianku dengan yang kering.”
Tyr berjalan kembali ke kamarnya. Kemudian dia mulai membersihkan tubuhnya dan berganti pakaian bersih.
"Tuan Istana, Torbert telah bangun!" seorang anggota Nemesis melapor kepada Tyr setelah dia membersihkan dirinya.
Tyr bertanya-tanya dalam hati, "Yah, dia tidak bertingkah gila lagi, ‘kan?"
"Tidak, kondisinya sudah normal."
"Bagus." Beban didalam hati Tyr akhirnya mulai kembali terangkat. Kemudian setelah itu dia bergegas pergi menemui Torbert.
Torbert tampak bersemangat, dan dia merasa bahwa saat ini dirinya telah terlahir kembali. Matthew berdiri tepat di sebelah Torbert, menyodokkan tubuhnya dengan jari-jarinya seolah-olah dia adalah seorang anak kecil yang sedang bersiap menggali sarang semut.
"Apa yang sedang kau lakukan?" Torbert memelototi Matthew.
Pria itu hanya tertawa, “Tubuhmu baru saja mengeluarkan arus listrik. Lalu kenapa sekarang tiba-tiba menghilang?”
“Persetan denganmu!” Torbert telah mendorong tubuh Matthew untuk segera menjauh darinya.
Pada saat ini, Tyr mulai memasuki ruangan dari luar. Ketika dia tiba, semua Raja dan Jenderal Istana Kerajaan telah berkumpul di sana.
"Bagaimana perasaanmu?" tanya Tyr.
Torbert hanya berdiri, merentangkan punggungnya, dan tiba-tiba terdengar suara tulang belulangnya berderak yang berasal dari persendian tubuhnya, “Sehat! Lagi pula, energi didalam tubuhku saat ini telah berubah menjadi lebih baik. Jika kau tidak mengambil kekuatanku secara paksa, mungkin kekuatanku akan menghilang dan aku hanya akan jadi orang biasa yang tidak memiliki jejak kultivasi sedikit pun.”
“Alasan dari semua ini adalah karena kami tidak memiliki panduan yang tepat dan terlalu sedikit menguasai teknik kultivasi yang telah mengajari kami cara melewati tahapan tersebut,” Tyr menjelaskan padanya setelah menarik napasnya dalam-dalam. “Kejadian seperti ini bisa terjadi lagi di Istana Regal. Di masa yang akan datang, Kau akan diminta untuk memenuhi segala peranku.”
“Sebenarnya, setelah memasuki Alam Transformasi, aku tidak merasakan sesuatu yang istimewa sama sekali. Aku hanya merasa jauh lebih kuat,” ucap Torbert seraya mengangguk.
"Jangan menyombongkan dirimu sendiri!" Naga Gading bermata putih bergegas maju dan menendang tubuh Torbert. “Kami akan segera menyusulmu.”
“Bos, aku berencana untuk mengambil kembali semua teknik kultivasi yang Dillon pernah kirimkan kepada kita sebelumnya,” ucap Jim setelah didorong paksa oleh Olympias.
“Aku berniat untuk mempelajari semuanya. Kami tidak memiliki pelatih seni bela diri kuno untuk memberikan bimbingan, meskipun kami memiliki teknik seperti ini. Namun kebanyakan dari para saudaraku, merasa yakin, jika resikonya sangat tinggi dan membuat segala sesuatunya akan menjadi gila di masa yang akan datang.”
"Bagaimana kau akan mempelajarinya?" tanya Tyr.
"Aku tidak tahu, tapi kau harus mempercayai otakku."
“Terlalu lambat jika mengandalkan otakmu sendirian. Saat ini kita sudah berada di titik sekarang ini,” Tyr menopang dagunya dengan satu tangannya dan berkata sambil merenung.
“Kita tidak bisa membandingkan diri kita dengan para petarung dari dunia seni bela diri kuno. Bahkan jika mereka lebih rendah dari kita, pemahaman mereka tentang teknik kultivasi jauh lebih tinggi daripada kita. Akan sangat lebih baik jika kita bisa menemukan pelatih seni bela diri kuno, atau bahkan seorang pejuang Transformasi, untuk dapat memimpin kita.”
Semua orang tampak terdiam. Istana Regal baru saja memasuki dunia seni bela diri kuno, dan terlalu sedikit memiliki kontak. Mereka merasa kesulitan menemukan seorang pelatih yang bersedia membantu mereka.
Tyr merupakan sebuah kekuatan yang harus diperhitungkan di tengah dan akhir dari tahap Transformasi, tetapi dia juga tidak mengetahui teknik kultivasi yang tepat. Jalannya akan terasa lebih berat dan dia tidak akan terbiasa bertemu dengan banyak orang.
"Kau bisa mempelajarinya lebih dulu," ucap Tyr kepada Jim, "Aku akan mencari jalan keluarnya."
“Istana Regal kini telah menambahkan pejuang Transformasi lainnya. Sangat memuaskan, tapi saudara-saudara, kalian semua harus bekerja lebih keras lagi, kata Tyr sambil melihat semua orang yang ada di dalam ruangan itu satu per satu. “Kau sangat menyadari bahwa tujuanku lebih dari itu.”
Semua orang memasang tampang wajah yang sangat serius. Mereka tahu dalam hati bahwa mereka harus bekerja lebih keras mulai dari sekarang.
***
Secara bersamaan, di kaki Lereng Berkabut.
Lereng itu terletak di sebuah kota di sudut barat daya Kekaisaran Surgawi. Kota Fern adalah nama dari wilayah itu. Kota dengan rasa keberadaan yang sangat rendah, dan tidak terlalu terkenal di wilayah barat daya.
Lereng berkabut terletak di luar Kota Pakis. Terdapat sebuah area dengan bangunannya yang antik di kaki Lereng berkabut.
Bangunan-bangunan ini terletak di sebelah gunung dan berlanjut hingga ke bagian tengah dari pegunungan. Sebuah sungai yang jernih tampak mengelilingi semua bangunan yang ada di sana, yang memberikan kesan bahwa mereka seperti sedang berada di bumi belahan utopia.
Menurut legenda yang beredar, seekor ular putih telah muncul di Lereng berkabut hampir ratusan tahun yang lalu. Kemudian sosok Ular putih itu berevolusi menjadi roh yang sangat membantu regenerasi mereka. Lalu pada akhirnya ular putih itu naik ke atas surga di siang hari yang bolong.
Sejak itu, sebuah keluarga yang dikenal sebagai keluarga White telah tinggal sekian lama di kaki gunung yang ada di Kota Fern.
Dan keluarga ini telah menjadi salah satu keluarga dari Sembilan Keyakinan Besar di dunia seni bela diri kuno.
Di sebuah bangunan di dalam rumah keluarga White, seorang pria berusia enam puluh tahun tampak duduk di ruang belajar. Meskipun usianya saat ini enam puluhan, namun dia masih terlihat awet muda. Sebaliknya, pria ini justru memberikan kesan bahwa dia tengah berada di atas puncak karir hidupnya dan sangat kuat.
Namanya adalah Ansel White, dan dia dikenal sebagai Master Ansel dari keluarga White. Dia adalah putra tertua dari Regis White, pemimpin tertinggi dari keluarga White.
Ansel sedang duduk di atas meja pada saat itu, dia membolak-balikkan sebuah buku. Dia tidak bisa santai dan berkonsentrasi saat membaca. Wajahnya terkesan acuh.
"Kakak, Jehan sudah ada di rumah."
Seorang pria paruh baya berusia lima puluhan tampak mendorong pintu dan berjalan masuk dari luar pada saat yang tepat. Namanya adalah Benoit White, putra keenam dari Regis, dan dia dikenal sebagai Tuan Benoit White.
"Hmmm!" Ansel meletakkan buku di atas tangannya dan kemudian segera berdiri, "Di mana dia?"
"Menunggu di dalam aula."
“Bagaimana dengan gadis itu? Apakah dia berhasil membawanya?” tanya Ansel.
Benoit sedikit tidak berdaya dan menjawab dengan lemah, "Sebaiknya kau pergi dan tanyakan sendiri padanya."