Bab 240
Di taman, aroma harum bunga plum menyebar di udara, sementara angin dingin membawa butiran salju yang berjatuhan dengan lembut.
Salju mendarat di rambut Valencia, lalu segera mencair dan menghilang begitu saja.
Valencia berdiri bergoyang tertiup angin.
Flu yang dideritanya belum sepenuhnya sembuh. Berdiri terlalu lama di udara dingin membuat kepalanya kembali terasa sakit.
Mendengar jawaban Lorenzo tadi, Valencia menekan rasa sakit di hatinya, lalu mengangkat pandangan dan menatap mata Lorenzo. "Oh, lain kali ingat untuk melepasnya saja."
Tenggorokan Lorenzo terasa makin sesak.
Suara Valencia begitu ringan, terbawa angin dan masuk ke telinga Lorenzo. Namun, getaran isaknya yang tertahan tetap terdengar jelas, begitu rapuh hingga membuat hati terasa sakit. "Aku tahu, saat mencintai itu memang sungguh mencintai. Tapi kalau sudah nggak cinta, ya memang benar-benar nggak cinta lagi."
Punggung Lorenzo tiba-tiba terasa dingin, sensasi itu menjalar cepat ke seluruh tubuhnya.
Dari sorot mata V

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi NovelRead untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda