Bab 189
Valencia tersenyum dan berkata, "Aku yang traktir. Kita 'kan teman, jadi nggak usah sungkan."
Setelah kejadiandengan kakak beradik Mario dan Maria, hubungan Valencia dan Janice menjadi lebih dekat. Sekarang mereka bukan hanya rekan kerja biasa, melainkan sudah seperti teman baik.
Janice masih merasa agak canggung. "Tapi ... Aku jadi merasa nggak enak, deh?"
"Kamu lagi sedih, sebagai teman, wajar dong aku traktir kamu makan enak biar suasana hatimu membaik. Apa yang nggak enak?"
Gadis itu menggigit bibir pelan dan hatinya tersentuh oleh perhatian Valencia. "Kalau gitu ... makasih ya, Bu Valencia."
"Ini di luar jam kerja, panggil Bu Valencia itu terlalu formal. Panggil aku Valen, atau kalau mau, panggil saja Kak Valencia."
Janice tersenyum. "Baiklah, Kak Valencia."
Valencia memilih tempat duduk di dekat jendela. "Duduk sini saja, pemandangannya bagus, bisa lihat kota di malam hari."
"Iya." Janice duduk di seberang Valencia meski masih terlihat agak canggung.
"Pesanlah apa yang kamu suka.

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi NovelRead untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda