NovelRead
Buka aplikasi Webfix untuk membaca lebih banyak konten yang luar biasa
Cinta yang TerlambatCinta yang Terlambat
Oleh: NovelRead

Bab 14

Thalia mengikuti Zavier ke ruang kantor. Andre, Liana dan Hanisha juga ada di sana. Setelah melihat Zavier dan Thalia masuk, Hanisha segera bangkit berdiri dan berkata dengan dingin, "Karena dia sudah datang, biar dia saja yang menemanimu. Aku masih ada kerjaan." Liana menatap Hanisha dengan penuh semangat dan jelas berusaha menahan Hanisha. "Hani, bisakah kamu menemani Ibu makan nanti?" "Aku sangat sibuk," tolak Hanisha. Hanisha pun memandang Thalia yang berdiri di samping. "Tapi, dia seharusnya punya waktu luang. Minta dia yang temani kamu saja." Liana segera menyahut, "Dia bukan putri Ibu, Hani. Ibu hanya ingin menghabiskan lebih banyak waktu denganmu." Pada akhirnya, nada bicara Liana menjadi memohon. Tidak ada ibu di dunia ini yang tidak mencintai anaknya. Setelah Hanisha menghilang, hati Liana terasa begitu hampa. Kini setelah putri kecil kesayangannya kembali, tentu saja Liana mengusahakan segala cara untuk memperlakukan putrinya dengan baik dan menebus kasih sayangnya sebagai seorang ibu yang telah hilang selama bertahun-tahun. Namun, Hanisha balas menatap Liana dengan tenang dan tanpa ragu. "Aku nggak butuh kamu temani. Aku sibuk bekerja setiap hari, aku nggak ingin membuang-buang energi." "Lagi pula, selama bertahun-tahun ini aku baik-baik saja tanpamu." Setelah itu, Hanisha langsung berbalik badan dan berjalan meninggalkan ruang kantor tanpa ragu. Mata Liana langsung menjadi berkaca-kaca. "Andre, Hani masih menyalahkan kita." Andre balas mengernyit, lalu beberapa saat kemudian menyahut dengan suara berat, "Pelan-pelan saja. Hani 'kan baru kembali, jadi wajar saja kalau dia belum merasa nyaman." Thalia berdiri di belakang Zavier dengan pandangan tertunduk, dia tidak berani menatap mereka ataupun berbicara. Thalia tahu bahwa lebih baik baginya untuk tetap diam saat ini. Namun, Liana masih melihat sosok Thalia dan berkata dengan kesal, "Siapa yang memintamu datang ke sini? Kamu jelas-jelas tahu Hani ada di sini, kenapa kamu malah datang dan menghalangi?" Telapak tangan Thalia pun menegang dan dia mendongak ke arah Zavier. Zavier tidak mengacuhkan Thalia dan menatap Andre. Andre pun balas berbisik kepada Liana, "Hentikan! Thalia juga anak kita. Aku yang meminta Zavier untuk memanggilnya." Setelah itu, Andre menatap Thalia dan berkata, "Thalia, Ayah sudah memesan meja di restoran terdekat. Ayo kita makan bersama nanti." Thalia tidak akan pernah menolak apa yang dikatakan Andre. Dia tahu bahwa dia tidak berhak karena dia adalah anak angkat yang telah tinggal di rumah Andre sejak masih kecil. Tidak peduli apa pun yang Andre minta untuk dia lakukan, Thalia akan melakukannya. Bagaimanapun juga, percuma saja dia menolak. Andre menatap Zavier lagi. "Zavier ikut juga?" Zavier menjawab dengan nada datar, "Aku nggak ikut, ada pekerjaan lain di poli." Andre mengangguk. "Pekerjaan memang penting. Karena Hani baru saja tiba, kamu tetap harus menjaganya." Zavier mengiakan. "Ya, pasti." Restoran yang dipesan Andre tidak jauh dari rumah sakit, tetapi Thalia tahu dalam hatinya bahwa Andre pasti tidak mengajaknya keluar hanya untuk makan. Benar saja, begitu mereka duduk, Andre langsung bertanya, "Thalia, bagaimana hubunganmu dengan Hani?" Thalia menjawab dengan jujur, "Dokter Hanisha baru saja datang ke poli, jadi masih ada banyak hal yang perlu dia pelajari. Kami belum banyak berkomunikasi." Andre menatap Thalia. "Jadi, menurutmu Hani itu orang seperti apa? Kalau dilihat dari usianya, dia juga kakakmu." Jantung Thalia langsung berdebar kencang, bulu matanya tampak bergetar. Andre sedang menguji sikapnya dalam berurusan dengan Hanisha. Liana pun mendengus dengan dingin. "Apa perlu dia yang mengatakan Hani itu orang seperti apa? Walaupun Hani nggak tumbuh bersama kita, dia itu ambisius dan pekerja keras. Dia juga sangat profesional." Andre tidak menjawab dan tetap menatap Thalia. "Thalia, bagaimana menurutmu?" Ditatap oleh Andre dengan penasaran, Thalia pun melipat tangannya di atas kakinya dan berujar dengan suara pelan, "Dia sangat cakap dan profesional. Semua orang menyukainya. Aku ... aku juga mengaguminya." Thalia berbicara dengan perlahan, tetapi tulus. Andre menarik kembali pandangannya dan menghela napas. "Baguslah." Namun, kemudian dia berkata, "Tapi, Thalia, kamu tahu 'kan kalau Hani masih cukup sensitif saat ini? Jadi, setelah berdiskusi dengan ibumu, Ayah ingin meminta persetujuanmu." "Apa?" tanya Thalia. "Kami berencana akan mengadakan pesta untuk Hanisha dan kemudian secara resmi mengumumkan bahwa dia adalah anak dari Keluarga Wenos," kata Andre. "Lalu, kami juga mau memisahkan kartu keluargamu dari Keluarga Wenos. Hani mungkin nggak bilang apa-apa, tapi dia pasti merasa sedih." Andre tampak berpikir, lalu menatap Thalia lagi. "Tapi, tenang saja, Thalia. Walaupun kartu keluargamu terpisah dari kami, kamu tetap putriku." Setelah itu, Andre menunggu jawaban Thalia. Thalia juga tahu dengan jelas bahwa Andre tidak mengucapkan kata-kata ini untuk didiskusikan dengannya, melainkan semata-mata untuk memberitahunya. Tidak pernah ada tempat bagi Thalia untuk berbicara di Keluarga Wenos. Alasan Andre melakukan ini hanyalah karena dia khawatir Thalia akan dengan sengaja menargetkan Hanisha karena merasa tidak puas, lalu mempermalukan Keluarga Wenos. Keluarga Wenos memiliki organisasi amal sendiri dan Andre paling mementingkan citra. Thalia pun mengangguk dengan patuh. "Aku mengerti, Ayah." Niat awal Andre bukanlah untuk datang dan makan bersama Thalia, jadi setelah Thalia menjawab, dia dan Liana segera pergi. Thalia juga tidak pernah makan banyak saat jam makan siang. Perawat sangat sibuk bekerja dan tidak pernah punya waktu istirahat. Mereka rentan memiliki masalah di bagian pinggang dan juga perut. Thalia pun kembali ke poli secara perlahan. Saat hendak mengambil sepotong kecil roti, dia melihat Cyrus datang membawa kue dan meletakkannya di depannya. Cyrus berkata, "Suster Thalia, ini kue yang Dokter Zavier belikan untukmu."

© NovelRead, hak cipta dilindungi Undang-undang

Booksource Technology Limited.