NovelRead
Buka aplikasi Webfix untuk membaca lebih banyak konten yang luar biasa
Cinta yang TerlambatCinta yang Terlambat
Oleh: NovelRead

Bab 12

Thalia hanya mengatupkan bibirnya dan tidak menanggapi kata-kata Tiara. Karena dia tahu bahwa Zavier bukan membelanya, pria itu hanya peduli pada setiap pasien dari sudut pandang seorang dokter. Harus diakui, Zavier adalah seorang dokter yang sangat baik. Zavier selalu bersikap rasional, dia memperlakukan setiap pasien dengan serius dan penuh rasa tanggung jawab. Zavier juga selalu menjalankan kewajibannya sebagai dokter. Namun, semua itu tidak pernah Zavier lakukan untuk Thalia. Thalia melihat ke sisi lain, di mana Hanisha sedang membagi-bagikan kue. Wajah Hanisha terlihat 80% mirip Irish, tetapi Hanisha tidak suka tersenyum. Bahkan saat memotong kue, ekspresi wajahnya tetap datar seolah-olah bukannya sedang memotong kue, melainkan sedang memegang pisau bedah. Sementara itu, Zavier dan Wisnu tengah melihat sebuah dokumen. Sepertinya, mereka sedang mendiskusikan suatu kasus. Hanisha meletakkan sepiring kue di depan Zavier dan berkata dengan tenang, "Terima kasih sudah membantuku membawakan makanannya hari ini." Zavier berhenti sejenak, lalu mengangkat pandangannya. "Sama-sama, Bibi Liana dan Paman Andre sudah memintaku untuk menjagamu." "Mereka terlalu protektif," kata Hanisha. Zavier tidak menjawab. Dia mengalihkan pandangannya dan terus membaca rekam medis di depannya. Ini adalah rekam medis pasien yang baru saja diambil alih oleh Wisnu. Hanisha juga menoleh dan bertanya dengan santai, "Apa ini?" "Ada seorang pasien yang baru saja dirawat di rumah sakit karena mengalami fraktur tengkorak dan meningioma, serta gejala-gejala lainnya. Kondisinya cukup rumit," jawab Zavier. Hanisha terdiam sesaat, lalu mulai mempelajari kasus itu bersama Zavier. Wisnu menemani mereka untuk membahas soal informasi itu sebentar, lalu dipanggil pergi. Ketika pergi, Wisnu secara kebetulan mendengar Zavier dan Hanisha sedang memperdebatkan apakah pasien ini lebih cocok menjalani perawatan konservatif atau tidak. Wisnu pun menggelengkan kepala dan menasihati dengan nada geli, "Sekarang waktunya makan. Kalau memang kalian berdua mau berdebat, lanjutkan saja saat rapat besok." Zavier dan Hanisha bahkan tidak mengangkat kepala mereka dan menjawab dengan kompak, "Aku mau mempelajari soal ini lebih lanjut." Wisnu terdiam, lalu hanya bisa berbalik badan dan berjalan pergi. Ternyata ketika menoleh, Wisnu melihat Thalia dan Tiara yang sedang duduk di sana. Pandangan Thalia tertuju pada Zavier dan Hanisha. Wisnu adalah orang yang paling ramah di poli. Dia juga teringat apa yang samar-samar dia ketahui tentang hubungan antara Thalia dan Hanisha. Wisnu pun mengambil sepotong buah, lalu berjalan menghampiri Thalia dan Tiara. Dia berkata sambil tersenyum, "Ya ampun, apa kalian ini lagi mau diet makanya nggak makan kue? Nih, makan buah saja. Segar dan enak." "Terima kasih, Dokter Wisnu," kata Thalia dengan suara pelan. "Terima kasih apanya," sahut Wisnu sambil mengangkat alisnya. "Kita ini 'kan rekan kerja. Oh ya, kalau kamu ada waktu, coba bujuk Zavier agar berhenti terlalu gila kerja dan menyeret orang lain untuk menganalisis kasus pasien saat lagi jam makan." Wisnu pun menoleh dan menatap ke arah Zavier dengan ekspresi tidak berdaya, lalu menghela napas dan berkata, "Tuh, lihat. Dia nggak puas hanya menyeret Dokter Hanisha, sekarang jadinya Cyrus dan Jimmy juga ikut-ikutan." Thalia mengikuti pandangan Wisnu dan melihat beberapa dokter telah berkumpul di sekitar Zavier. Mereka jadi terlihat seperti sedang mengadakan rapat. Thalia mengerjap-ngerjapkan matanya, kepalan tangannya pun mengendur. Setelah Wisnu pergi, Tiara berbisik kepada Thalia, "Ternyata Dokter Zavier dan Dokter Hanisha sedang mendiskusikan sebuah kasus. Aku tadi lagi bertanya-tanya kenapa kepribadian Dokter Zavier mendadak berubah sampai-sampai dia mengobrol dengan begitu asyiknya sama Dokter Hanisha." Thalia balas mengiakan pelan. Acara makan tidak berlangsung lama karena ada beberapa orang yang harus segera berjaga. Thalia sendiri sedang kebagian jadwal siang, jadi dia bisa langsung pulang. Tiara menatap langit dan menghela napas. "Kapan sih langit akan berhenti suram begini? Kelihatannya akan segera turun hujan lagi. Bagaimana kamu akan pulang?" Sebelum Thalia sempat berkata apa-apa, Wisnu berjalan menghampiri dan berkata, "Suster Thalia pasti pulang dengan Zavier. Zavier lagi nggak bertugas hari ini." Thalia memandang Zavier, tetapi Zavier sedang mengobrol dengan Hanisha. Thalia pun mengangkat pandangannya menatap Wisnu. "Aku nggak pulang dengannya kok." Wisnu sontak tertegun. "Apa?" Hanisha membolak-balik rekam medis di tangannya dan melirik Thalia, lalu mengalihkan pandangannya dan berkata dengan santai, "Dokter Zavier dan aku ingin membahas kasus ini lebih lanjut, jadi sebentar lagi kami akan kembali ke ruang kantor." "Nggak masalah 'kan, Suster Thalia?" tanya Hanisha kepada Thalia dengan nada acuh tidak acuh.

© NovelRead, hak cipta dilindungi Undang-undang

Booksource Technology Limited.