Bab 125
Thalia tiba-tiba mendongak. "Apa yang kamu bilang?"
"Aku bisa membantumu menyelidiki tuntas semua masalah kali ini," kata Janio.
Hati Thalia tercekat, dia langsung hendak membuka mulut. Namun, begitu tersadar sesuatu, dia menggertakkan gigi, lalu bertanya pada Janio, "Lalu apa yang kamu ingin aku lakukan?"
Janio terkekeh ringan, tatapan yang dia tujukan pada Thalia mengandung sedikit rasa kagum. "Nggak terlalu bodoh."
"Aku nggak ingin kamu melakukan apa pun. Hanya saja, kebetulan aku juga hendak melakukan hal ini, kamu hanya perlu nanti membantuku naik ke pengadilan sebagai penggugat, menggugat sebuah perusahaan saja."
Thalia pun mengerti, Janio ingin memanfaatkan kesempatan ini untuk menyerang perusahaan pesaingnya.
Setelah berpikir sejenak, dia lalu bertanya pada Janio, "Apakah perusahaan itu juga menyumbangkan makanan kedaluwarsa?"
"Tentu saja." Janio menyebutkan nama sebuah perusahaan, memang benar termasuk dalam daftar donatur, dan semua susu yang disumbangkan perusahaan itu adala

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi NovelRead untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda